PASUNDAN EKSPRES – Texmaco Subang pernah menjadi ‘raja’ pada masa keemasaan nya, namun kini sepertinya orang hanya tau namanya, eksistensinya di dunia bisnis atau lainnya tidak terlihat.
Belum lama ini nama Texmaco Subang juga ramai dibicarakan setelah salah satu asetnya disita Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan hendak dilelang pemerintah.
Bosnya adalah Marimutu Sanivasan, keluarganya dalam bisnis memang berfokus pada kain, bahkan diawali oleh ayahnya. Inilah sejarah Texmaco Subang.
Baca Juga:Informasi Cara Mendapatkan Tiket Persib VS Persija, Teddy Tjahjono: Tidak Menambah atau Menjual Kembali TiketFilm Mencuri Raden Saleh Tayang di Netflix Hari Ini Sekaligus 2 Rekomendasi Film Terbaru Pekan Ini
Sekilas Tentang Marimutu Sanivasan, Sang Bos
Lahir di Medan 17 Januari 1937 pernah kuliah di Universitas Islam Nusantara Sumatera Utara, lebih banya bekerja saat muda ketimbang berada di kelas untuk kuliah.
Pertama kali terjun ke dunia usaha, di Pekalongan pada tahun 1962, dia mendirikan usaha pintal benangnya, Firma Djaya Perkasa.
Barulah setelah tahun 1970 nama usahanya berubah menjadi Textile Manufacturing Company (Texmaco).
Dia kemudian berhasil membeli pabrik batik di Batu pada tahun 1972, asetnya terus bertambah di beberapa kota, usaha tekstilnya tidak hanya untuk memenuhi dalam negeri melainkan luar negeri juga.
Perkembangan Bisnis Berkenalan dengan Suharto
Marimutu Sanivasan sanagt berjaya di masa orde baru, sehingga dia dikenali oleh Presiden Suharto.
Bisnisnya berkembang tidak hanya di sektor textile saja, melainkan juga otomotif.
“Kami berkenalan pada Februari 1993, ketika Presiden Soeharto membuka dan meresmikan pabrik Texmaco di Karawang, Jawa Barat,” aku Marimutu Sanivasan dalam Pak Harto: The Untold Stories (2011:237).
Baca Juga:4 Cara Menghilangkan Slime di Baju yang Terbukti Efektif3 Aplikasi Android Authority untuk Lockscreen HP Android Kamu
Dua bulan setelahnya, secara pribadi, Marimutu Sanivasan diundang Soeharto ke kantornya. Dimana Soeharto menganjurkan padanya agar memproduksi sendiri komponen mesin di Indonesia.
Satu dekade sebelumnya, dirinya sudah dikenal Menteri Perindustrian Ir Hartarto. Sanivasan mengaku dia didorong mengekspor tekstil dan membangun industri mesin.
Marimutu Sanivasan adalah bendahara Golongan Karya. Di masa kepresidenan Soeharto, Sanivasan menerima kredit dari BNI, yang belakangan menjadi kredit macet. Hingga kemudian disita BLBI.
Dua bulan sebelum Soeharto lengser pada 1998, Soeharto sempat meresmikan pabrik Texmaco Perkasa di Karang Mukti, Subang. Nama Perkasa pada usaha Sanivasan itu berasal dari Soeharto.