Oleh :
1.Yulia Enshanty, S.Pd (Guru Geografi SMA di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
2.Drs.H.Priyono,MSi ( Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )
Sekolah adalah lembaga sosial yang menjadi pilihan utama orang tua untuk menjamin pendidikan anaknya. Tempat pendidikan ini diharapkan dapat memberikan asupan pengetahuan tidak hanya dalam aspek kognitif, tetapi juga dapat membentuk karakter peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan memang seharusnya tidak hanya mentransfer ilmu semata, tetapi juga mampu mentransfer nilai kebaikan bahkan mampu merubah karakter peserta didik ke arah yang lebih baik.
Motivasi harus selalu dihadirkan dalam pembelajaran agar dapat menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan prestasi belajar, di sinilah guru berkarakter yanga dapat merubah suasana kelas. Kenyataan menunjukkan, kegiatan pembelajaran di sekolah kerap melahirkan masalah personal dan sosial baru pada peserta didik karena sekolah tidak mampu menjadi lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung tumbuh kembang mereka.
Baca Juga:Dishub Subang Optimis Skema E-Parkir Penuhi Target Rp2,7 MSiswa di Subang Diskusi Soal Perubahan Iklim dengan Siswa India
Sekolah sebagai sebuah lembaga resmi tentunya memiliki sejumlah aturan yang harus diterapkan guna tercapainya tujuan pendidikan. Peraturan berupa ketentuan pemenuhan jam belajar dan peraturan kedisiplinan agar pembelajaran berjalan dengan baik. Peserta didik dalam sehari menghabiskan waktu kurang lebih 8-9 jam di sekolah. Rentang waktu yang cukup lama dibandingkan keberadaan mereka di lingkungan rumah, oleh karena itu, seorang pendidik harus paham psikologis peserta didik, karena sebagian besar waktu peserta didik dihabiskan di sekolah. Kenyataannya, banyak peserta didik lebih membutuhkan pendekatan yang sifatnya humanis agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Pendekatan humanis menekankan pada hubungan yang memanusiakan manusia. Hakekatnya, setiap diri manusia adalah unik. Peserta didik memiliki potensi individual dan latar belakang yang berbeda-beda. Potensi individu yang dimiliki tidak bisa dipungkiri, baik itu berupa kemampuan kognitif maupun kemampuan peserta dalam mengelola emosi akan berpengaruh juga terhadap kegiatan pembelajaran. Peserta didik yang merasa kesal, sedih, atau tertekan, mereka cenderung tidak akan bisa fokus pada pembelajaran. Perilaku negatif juga bisa saja timbul sebagai dampak dari ketidakmampuan dalam mengelola emosi.