SUBANG-Pembangunan akses jalan tol Patimban siap dikerjakan pertengahan tahun 2023. Jalan tol yang akan dibangun mulai dari kilometer 89 Tol Cipali hingga Pusakanagara, memiliki panjang 37,05 kilometer. Akses yang dibangun pemerintah pusat dan Badan Usaha Jalan Tol (BJUT), diyakini akan memudahkan juga menghidupkan perekonomian di daerah.
“Pembangunan dilakukan oleh pemerintah dan BUJT,” kata Kepala BP4D Subang Hari Rubiyanto.
Porsi pembangunan, lanjut Hari, untuk Pemerintah RI 22,94 kilometer sedangkan untuk BUJT 14,11 kilometer. Pembangunan akses jalan tol tersebut, ditargetkan mulai beroperasional di bulan September 2024.
Baca Juga:Diduga Korban Wowon Cs, Makam Halimah DibongkarPertanyakan Dana Pensiun Karyawan, Kejati Lakukan Pulbaket Sari Ater
Untuk pengadaan tanah dalam pembangunan pun, nilainya lumayan besar. Hari mengungkap, untuk biaya nya mencapai Rp1.69 triliun sedangkan untuk kontruksinya mencapai Rp2.45 triliun.
Hari mengatakan, dalam kontruksinya nanti, akan dibuat empat Exit Gate tol, yaitu di Cipendeuy, Pasirbungur, Tambakdahan dan Pusakanagara. Oleh karena itu nantinya masyarakat yang berada di empat kecamatan tersebut akan hidup perekonomiannya.
“Konsesinya selama 50 tahun ya,” pungkasnya.
Bupati Subang H Ruhimat mengatakan, pembangunan akses tol Patimban tersebut harus bisa dinikmati dampaknya oleh masyarakat Subang.
Mulai dari tingkat perekonomian, tenaga kerja dan lainnya. Bupati Ruhimat meminta masyarakat agar terus melatih skill dan kemampuan, karena nantinya masyarakat Subang bisa dilibatkan dalam pengerjaan akses tol tersebut.
“SDM segera disiapkan. Saya ingin, warga Subang jangan jadi penonton saja,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Utama PT JAP Victor Nazrenko Mahandre mengatakan, jalan tol akses Patimban memiliki total panjang 37.05 kilometer, dengan nikai investasi sebesar Rp5,02 triliun dan masa konsesi selama 50 tahun.
Jalan tol akses patimban akan menjadi jalan tol, yang menghubungkan akses antara kawasan industri di Jawa Barat dengan Pelabuhan Patimban. Selain itu juga akan menjadi jalur alternatif masyarakat di Kabupaten Indramayu, Subang, Purwakarta dan Karawang.