Asesmen diagnostik non kognitif merupakan asesmen yang bertujuan utuk mengukur kondisi secara psikologis atau emosional dari peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Adapun tujuan asesmen diagnostik non kognitif untuk menggali informasi terkait psikologis dan sosial emosi peserta didik, aktivitas siswa selama belajar dirumah, mengetahui kondisi keluarga dan teman pergaulan, serta untuk mengetahui gaya belajar, karakter ataupun minat siswa. jadi asesemen diagnostik non kognitif ini lebih pada bersifat personal dari peserta didik tersebut. karena, kondisi psikologis ataupun emosional dari peserta didik dapat mempengaruhi kondisi belajarnya tersebut. oleh karena itu, hal sederhana yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan membuat suatu instrumen yang berkaitan dengan psikologis peserta didik. Dengan bertanya bagaimana perasaannya hari ini ? atau apa yang kamu rasakan hari ini? Atau bisa pertanyaan yang lainnya yang mampu menggali informasi dari peserta didik. Pengalaman penulis ketika melakukan asesmen diagnostik non kognitif terhadap peserta didik, penulis dapat mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi secara psikologis dan emosional peserta didik. Bahkan dengan hasil jawaban peserta didik, penulis dengan mudah menentukan media ataupun metode pembelajaran yang disukai oleh peserta didik.
Asesmen diagnostik ini dapat memudahkan guru untuk mengetahui kompetensi peserta didik serta kondisi psikologis ataupun gaya belajar peserta didik yag nantinya dapat membantu guru untuk membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh peserta didik. Misalnya, ketika guru melakukan asesmen diagnositik non kognitif yang berkaitan dengan gaya belajar atau pembelajaran yang seperti apa yang disukai oleh peserta didik, maka guru akan dapat menganalisis hasil jawaban peserta didik sehingga guru dapat menyimpulkan media atau metode pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kondisi peserta didik di kelas. Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik tersebut sangatlah penting dan bisa membantu guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran bahkan mungkin dapat membantu guru dalam dalam melakukan pengembangan rancangan perencanaan pembelajarannya di kelas, oleh karena itu disetiap satuan pendidikan atau sekolah perlu melakukan asesmen diagnostik dengan mempertimbangkan tujuan dari asesmen tersebut. Guru dapaat memberikan asesmen diagnostik kognitif maupun diagnostik non kognitif dengan sederhana tidak perlu yang rumit. Tidak harus secara tertulis tapi bisa juga guru melakukan wawancara kepada peserta didik untuk menggali informasi terkait dengan asesmen diagnostik. Guru bisa melakukan di setiap pertemuan di dalam kelas. Adapun tahap yang bisa dilakukan oleh guru adalah dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis diagnosis yang didapatkan kemudiaan diberikaan tindak lanjut. Begitu pentingnya asesmen diagnotik yang harus dilakukan oleh guru, maka guru yang ada di satuan pendidikan harus melakukan asesmen diagnostik salah satunya adalah asesmen diagnostik non kognitif yang mungkin saja jarang diterapkan oleh guru. Mulailah hal yang sederhana untuk membuat suatu perubahan dalam pendidikan ini.(*)