Oleh: Dony Purnomo
Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro
Dalam sebuah pembelajaran antara guru dan peserta didik adalah dua komponen yang tak dapat dipisahkan. Bahkan ada yang memiliki anggapan jika guru adalah sebuah kewajiban dalam sebuah proses pembelajaran yang tak tergantikan oleh apapun meski dengan teknologi canggih sekalipun. Hal ini rasanya bukanlah sesuatu yang berlebihan karena peran guru dalam pembelajaran bukan hanya transfer pengetahuan melainkan juga perlu membimbing, menanamkan nilai dan norma, membentuk kepribadian mulia, serta memberikan umpan balik terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan yang menekankan peran guru dalam pembelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara guru bukan hanya pengajar melainkan juga sebagai pendidik dan pembimbing bagi para peserta didiknya. Dalam memberikan pengajaran, pendidikan dan pembimbingan Ki Hajar Dewantara juga menekankan adanya pendekatan individu sehingga dapat memberikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemauan dan kebutuhan peserta didik.
Realita saat ini tak sedikit peserta didik yang acuh terhadap kegiatan pembelajaran, nilai dan norma di sekolah, bahkan dalam berperilaku kepada sesama. Hal ini salah satu akibat adanya dampak pandemi Covid -19 yang sempat menyerang Indonesia beberapa waktu lalu. Selama pandemi kegiatan pembelajaran berlangsung secara daring dengan memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi. Teknologi ini cenderung membuat peserta didik individualis dan tak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Baca Juga:Mencintai Alam Melalui Ekskul Pecinta AlamAplikasi Penghasil Saldo Dana Tercepat 2023, Beneran Cair dengan Mudah!
Kini banyak ditemukan peserta didik yang kurang memiliki kepekaan terhadap orang di sekitarnya. Disela-sela pembelajaran para peserta didik cenderung mengoperasionalkan gawainya. Ketika diajak diskusi cenderung pasif dan tidak memiliki minat untuk menanggapi. Untuk menanamkan kepekaan ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya;
Pertama, berikan sentuhan hati. Sentuhan hati dilakukan dengan memberikan contoh nyata kepada peserta didik. Misalnya saat bertemu peserta didik memberikan contoh untuk menyapa dan memberikan senyuman. Dari hal ini peserta didik dapat belajar bagaimana bersikap empati dan mengahargai orang lain.
Kedua, berikan pengakuan atas prestasi. Memberikan pengakuan atas prestasi tidak selalu dengan memberikan uang tetapi dapat dilakukan dengan memberikan pujian atas keberhasilannya.