SUBANG-Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di Kecamatan Pagaden. Sebanyak 170 orang mengalami diare dan muntah diduga usai menyantap nasi box.
Dinkes yang mengetahui hal tersebut dari Puskemas langsung melakukan pengambilan sampel untuk nantinya diuji ke Laboratorium Provinsi Jawa Barat.
Tidak ada biaya perobatan para korban puskemas manapun sesuai domisili korban.
Baca Juga:Anggota DPRD Jabar Gus Ahad Sesalkan Kasus Meninggalnya Ibu dan Bayi di Subang, Peristiwa Serupa Jangan Sampai Terulang Pemprov Jabar Dorong Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
“Awalnya kita mendapatkan kabar dari Puskemas Pagaden ada 3 orang santri yang keracunan usai menyantap makanan di acara malam Nifsyu Syaban sekitar jam 23.00 WIB selasa (7/3),” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr Maxi.
Setelah didata, ternyata ada 170 orang yang mengalami keracunan. Sebanyak 7 orang terpaksa dilarikan ke Puskemas Pagaden karena karena mengalami keracunan tingkat sedang dan harus dirawat.
Sedangkan sisanya keracunan tingkat rendah sehingga di rawat di rumah.
Ia menyebut, sesuai dengan laporan, para santri menyantap makanan yaitu nasi kebuli dan nasi box, ketika diperiksa untuk nasi kebuli cenderung aman, namun untuk nasi box diduga sebagai penyebab keracunan tersebut.
“Untuk penyedia makanan berasal dari kecamatan Cipunagara. Nah kita sedang melakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Maxi mengatakan, pihaknya membuka pos penanganan kesehatan di lokasi, dikaranakan persitiwa keracunan tersebut bisa disebut KLB. Ia pun sudah memerintahkan jajaran Puskemas agar menggratiskan biaya pengobatan terhadap santri yang mengalami keracunan.
“Ini KLB, pemerintah harus hadir, oleh karena itu saya instruksikan puskemas menggratiskan biaya kepada santri yang mengalami keracunan,” tutupnya.
Seperti diketahui dalam acara malam Nifsyu Syaban di Ponpes Al Muniriyah Desa Sukamulya Kecamatan Pagaden, para jemaah mengeluhkan pusing, muntah dan diare saat menyantap makanan yang disiapkan.
Baca Juga:Ditinggal Sendirian di Rumah, Seorang Nenek di Subang Paku Kepalanya SendiriSatreskrim Polres Subang Ungkap Kasus Pengoplosan Beras Bulog dengan Beras Lain
Pihak pesantren langsung melakukan koordinasi dengan puskemas saat mendapat informasi adanya jemaah yang mengeluhkan sakit.
Ustad Deden dari Ponpes Al Muniriyah menyampaikan, acara malam Nifsyu Syaban bukan pertama kali dilakukan. Kejadian ini ujian bagi pengelolaan pesantren, semoga tidak terulang kembali.
Pihak pesantren berharap jemaah yang mengeluhkan sakit bisa segera sembuhg.(ygo/ysp)