Puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 15 bulan Sya’ban dalam kalender Hijriyah.
Nisfu Sya’ban sendiri merupakan malam tengah bulan Sya’ban, yang dipercayai memiliki keutamaan dan keberkahan khusus dalam agama Islam.
Puasa Nisfu Sya’ban sendiri bukan merupakan ibadah wajib dalam Islam, namun banyak umat muslim yang melakukannya sebagai bentuk ibadah dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.
Baca Juga:Cara Transfer Dana ke Ovo, Kamu Belun Tahu? Berikut Cara Tercepat dan Termudah!Tol Cisumdawu Siap Sambut Pemudik Lebaran 2023
Selain puasa, malam Nisfu Sya’ban juga sering diisi dengan berbagai ibadah seperti sholat malam, membaca Al-Quran, dzikir, dan doa.
Namun, perlu diingat bahwa tidak ada hadis sahih dari Nabi Muhammad SAW yang secara khusus menganjurkan umat muslim untuk berpuasa pada tanggal 15 Sya’ban.
Beberapa ulama memandang bahwa puasa Nisfu Sya’ban tidak diwajibkan, namun dianjurkan untuk dilakukan.
Oleh karena itu, apapun amalan yang kita lakukan, haruslah dilakukan dengan niat ikhlas dan dengan memahami dalil-dalil yang terkait dengan amalan tersebut.
Puasa Nisfu Syaban, Lengkap Keutamaan yang Bikin Muslim Rindu!
Lafadz Niat Puasa Nisfu Sya’ban
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban esok hari karena Allah SWT.”
Lafadz niat puasa sunah Sya‘ban Jika diucapkan siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
Baca Juga:Kapan Idul Fitri 2023 Menurut KEMENAG? Kapan Sidang Isbat Idul Fitri 2023? Berikut Jadwal Libur LEBARAN LengkapTol Cisumdawu Beroperasi Fungsional, Dishub Jabar Masih Menunggu Keputusan
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Sya‘ban hari ini karena Allah SWT.”
Alasan Lafadz Niat puasa syaban tersebut ada dua sebab ketika seseorang berpuasa sunah, termasuk puasa bulan sya’ban ini, maka boleh mengucap lafadz niat puasa syaban saat malam hari,
dan bisa juga melafalkannya pada siang hari seketika seseorang itu ingat selagi belum makan dan minum dan belum melakukan hal yang membatalkan puasa sejak waktu Adzan Subuh berkumandang.
Puasa syaban walaupun adalah puasa sunah, tapi sangat dianjurkan untuk dikerjakan.
Menurut keterangan Syekh Nawawi Banten perihal puasa sya’ban adalah sebagai berikut:
والعاشر صوم أيام الأشهر الحرم وهي أربعة المحرم ورجب وذو القعدة وذو الحجة. وأفضل الشهور رمضان ثم المحرم ثم رجب ثم ذو الحجة ثم وذو القعدة ثم شعبان. وظاهر كلامهم أن باقي شهور السنة على حد سواء
Artinya, “Kesepuluh puasa pada bulan-bulan terhormat, yaitu empat bulan: Muharram, Rajab, Dzulqa‘dah, dan Dzulhijjah. Bulan paling utama adalah Ramadhan, kemudian Muharram, lalu Rajab, selanjutnya Dzulhijjah, kemudian Dzulqa‘dah, lalu Sya‘ban. Ucapan mereka dilihat secara zahir mengatakan bahwa pada bulan selain yang disebutkan kesunahannya sama, ” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 192).