PASUNDAN EKSPRES – Konflik antara militer dan paramiliter di Sudan telah mengepung lebih dari 850 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negara tersebut.
Beberapa di antaranya bahkan menjadi korban tembakan, dengan satu mahasiswa Indonesia mengalami luka akibat terkena peluru dan memar di punggungnya.
Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan, Arya Kurniantoro, mengklarifikasi bahwa tembakan tersebut bukan sengaja mengenai tempat tinggal mahasiswa Indonesia,
Baca Juga:Menghadapi Ancaman Nuklir China: NATO Memikirkan Kembali Pendekatannya850 Mahasiswa Indonesia Terjebak di Sudan yang Terancam Kurang Logistik
Melainkan peluru yang ditembakkan ke udara oleh pihak yang berkonflik dan kemudian jatuh ke tanah.
PPI Sudan telah bekerja sama dengan KBRI Khartoum untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai kondisi mahasiswa Indonesia yang terjebak dalam konflik tersebut.
PPI Sudan berharap ada langkah konkret yang diambil oleh KBRI baik dalam skala mikro maupun makro untuk membantu mahasiswa Indonesia yang terkena dampak konflik ini.
Saat ini, sebagian besar mahasiswa Indonesia tinggal di Khartoum, ibu kota Sudan, di mana konflik perang saudara terjadi.
Mereka tinggal di lokasi yang tersebar dan kondisinya sangat mengkhawatirkan karena terjebak dalam situasi perang yang tiba-tiba meletus pada tanggal 15 April 2023.
Kekurangan logistik dan tekanan mental menjadi masalah bagi para mahasiswa yang terjebak dalam konflik ini. Baku tembak yang sering terdengar membuat mereka merasa takut dan cemas.
Arya menyampaikan harapan teman-teman mahasiswa di Sudan agar segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman dan dapat diberikan bantuan logistik.
Baca Juga:Cara Mudah Cek Tagihan Kartu Kredit CC BCA Lewat HP dan Tutorial PenggunaannyaLiga Champions: AC Milan Menunjukkan Keahliannya di Markas Napoli
Meskipun menyadari bahwa proses evakuasi tidak semudah itu dan tidak ada jaminan dari otoritas, mereka berharap ada tindakan konkret yang diambil untuk memastikan keselamatan mereka.
Bagi mereka, keselamatan dan nyawa menjadi yang paling utama.
PPI Sudan telah menginformasikan melalui akun Instagram mereka, @ppisudan, bahwa beberapa titik tinggal mahasiswa Indonesia ditemukan bekas peluru,
Misalnya di rumah makan Bukra, Arkaweet 49, pada hari kedua peperangan, tanggal 16 April lalu.
Pada hari ketiga peperangan, tanggal 17 April, relawan PPI Sudan dan KBRI Khartoum bahkan tidak dapat mendistribusikan logistik kepada mahasiswa yang tinggal di komunitas Syabab Markaz