“Kemitraan ini membawa kami selangkah lebih dekat dalam mewujudkan visi kami untuk menciptakan sungai
yang bersih, sehat, dan produktif dengan menggunakan pendekatan baru yang memanfaatkan limbah sehingga mendorong masyarakat menuju keberlanjutan,” kata Andrew.
Ia menuturkan pula bahwa pihaknya benar-benar ingin membantu masyarakat beralih dari membuang limbah ke lingkungan kepada solusi sirkular, termasuk mendaur ulang dan menggunakan kembali.
Baca Juga:Kesbangpol Jabar Gelar Dialog Generasi Muda Lintas Suku dan AgamaPetani Program Desa Digital Jadi Direktur Utama Pertanian Modern, Dulu disubsidi, sekarang berdikari
Director of the Informal Cities Lab, bagian dari Monash Faculty of Art, Design and Architecture, Prof. Diego Ramirez-Lovering juga memimpin proyek transformasi Sungai Citarum. Menurutnya, penandatanganan nota kesepakatan bersama tersebut adalah pencapaian yang sangat penting.
“Proyek ini menunjukkan dukungan luar biasa dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, dan daerah untuk Proyek Transformasi Citarum,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, selama lima tahun terakhir timnya telah mengembangkan _roadmap_ dan masterplan revitalisasi sungai berdasarkan kepakaran interdisipliner.
“Kami sekarang siap untuk merancang bersama dan menguji proyek percontohan terintegrasi yang baru untuk mencapai _zero-waste_ dan rehabilitasi sungai,” ujar Diego.
“Dalam perjalanannya, kami akan bekerja sama dengan berbagai kelompok masyarakat yang berorientasi pada kearifan lokal, pengetahuan, kepekaan budaya, serta kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI),” imbuhnya.