Petani Program Desa Digital Jadi Direktur Utama Pertanian Modern, Dulu disubsidi, sekarang berdikari

32, Ilustrasi Pertanian via Unsplash-Loren King
32, Ilustrasi Pertanian via Unsplash-Loren King
0 Komentar

“_Goal_ dari Desa Digital bukan sekadar memberikan subsidi sewa alat pertanian berbasis IoT, tetapi para petani diharapkan dapat menunjukkan kemandirian mereka, bahkan mampu meng-_influence_ (mempengaruhi) para petani lain untuk menggunakan teknologi _IoT_, seperti yang dilakukan oleh Mang Ade,” ucap Ika.

Diskominfo Jabar pun mendampingi Senior Technology Advisor sekaligus ex-Chief Technology Officer World Bank Group, Lesly Goh dan Global Lead for Data and Digital Agricultural World Bank Group, Parmesh Sah, berkunjung ke kawasan Desa Tani untuk mencari _best practice_ implementasi teknologi _IoT_ dalam bidang pertanian di Indonesia.

Lesly dan Parmesh menilai Desa Digital Jawa Barat sebagai program yang berhasil menghadirkan teknologi _IoT_ pada sektor pertanian. Bahkan Parmesh memberikan pandangannya terhadap potensi program Desa Digital di Jawa Barat.

Baca Juga:Pompa Semangat Personel, Dirut PLN Spontan Datangi Pos Siaga Kelistrikan di Lokasi-lokasi Penting KTT ASEANMinecraft Asli, Lihat Link Download Minecraft Legends Bulan Mei 2023 di Sini

“Sebuah program yang sangat menjanjikan, di mana pemerintah benar-benar berinovasi dalam membangun _platform_ dan ekosistem pembangunan digital bagi desa-desa yang belum tersentuh teknologi digital,” kata Parmesh.

Parmesh menambahkan, program Desa Digital tak hanya berpotensi besar untuk diterapkan di Indonesia, tetapi juga berpotensi diterapkan di seluruh dunia, “_I think it has potential for the whole of Indonesia and the rest of the world_,” ucapnya.

Kunjungan Lesly dan Parmesh ke Desa Tani disambut baik oleh pengurus inti Agronative. Mereka saling berdiskusi

mengenai _smart farming_. Beberapa pengurus pun membagikan pengalaman mereka mengenai dampak teknologi _IoT_ pada hasil pertanian mereka.

Dadan juga memaparkan komoditas yang ada di Desa Tani sendiri yaitu ada tomat beef, buncis kenya, romaine lettuce, dan horrenzo.

“Dampaknya, mengurangi pemakaian pupuk dan air, yang sebelumnya memerlukan biaya satu juta rupiah, sekarang menjadi lima ratus ribu rupiah. Untuk hasil panennya Alhamdulillah meningkat, misalnya yang awalnya dari satu pohon dapat menghasilkan 3 kilogram tomat beef, sekarang menjadi 6 kilogram. Kualitas pun lebih bagus, daun menjadi lebih hijau dan warna tomat semakin menyala,” ucap Dadan.

Sebelum ke Desa Tani, Lesly dan Parmesh berkunjung ke Jabar Command Center (JCC), berdiskusi bersama Tribe Lead of Citizen Engagement and Services Jabar Digital Service, Dyana C. Jatnika, tim Desa Digital, dan perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat. Dalam kunjungan tersebut, mereka saling memberi perspektif soal peran teknologi dalam pembangunan perdesaan.

0 Komentar