“Goal dari Desa Digital bukan sekadar memberikan subsidi sewa alat pertanian berbasis IoT, tetapi para petani diharapkan dapat menunjukkan kemandirian mereka, bahkan mampu meng-influence (mempengaruhi) para petani lain untuk menggunakan teknologi IoT, seperti yang dilakukan oleh Mang Ade,” ucap Ika.
Diskominfo Jabar pun mendampingi Senior Technology Advisor sekaligus ex-Chief Technology Officer World Bank Group, Lesly Goh dan Global Lead for Data and Digital Agricultural World Bank Group, Parmesh Sah, berkunjung ke kawasan Desa Tani untuk mencari best practice implementasi teknologi IoT dalam bidang pertanian di Indonesia.
Lesly dan Parmesh menilai Desa Digital Jawa Barat sebagai program yang berhasil menghadirkan teknologi IoT pada sektor pertanian. Bahkan Parmesh memberikan pandangannya terhadap potensi program Desa Digital di Jawa Barat.
Baca Juga:Bahagiakan Tukang Becak, Rombongan Partai NasDem Daftar Caleg ke KPU Pakai BecakIni Respon Dedi Mulyadi saat Datanyai Kemundurannya dari Golkar
“Sebuah program yang sangat menjanjikan, di mana pemerintah benar-benar berinovasi dalam membangun platform dan ekosistem pembangunan digital bagi desa-desa yang belum tersentuh teknologi digital,” kata Parmesh.
Parmesh menambahkan, program Desa Digital tak hanya berpotensi besar untuk diterapkan di Indonesia, tetapi juga berpotensi diterapkan di seluruh dunia, “I think it has potential for the whole of Indonesia and the rest of the world,” ucapnya.
Kunjungan Lesly dan Parmesh ke Desa Tani disambut baik oleh pengurus inti Agronative. Mereka saling berdiskusi mengenai smart farming. Beberapa pengurus pun membagikan pengalaman mereka mengenai dampak teknologi IoT pada hasil pertanian mereka.
Dadan juga memaparkan komoditas yang ada di Desa Tani sendiri yaitu ada tomat beef, buncis kenya, romaine lettuce, dan horrenzo.
“Dampaknya, mengurangi pemakaian pupuk dan air, yang sebelumnya memerlukan biaya satu juta rupiah, sekarang menjadi lima ratus ribu rupiah. Untuk hasil panennya Alhamdulillah meningkat, misalnya yang awalnya dari satu pohon dapat menghasilkan 3 kilogram tomat beef, sekarang menjadi 6 kilogram. Kualitas pun lebih bagus, daun menjadi lebih hijau dan warna tomat semakin menyala,” ucap Dadan.
Sebelum ke Desa Tani, Lesly dan Parmesh berkunjung ke Jabar Command Center (JCC), berdiskusi bersama Tribe Lead of Citizen Engagement and Services Jabar Digital Service, Dyana C. Jatnika, tim Desa Digital, dan perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat. Dalam kunjungan tersebut, mereka saling memberi perspektif soal peran teknologi dalam pembangunan perdesaan. (*)