PASUNDAN EKSPRES – Arti mimpi jumpa mantan pacar dapat memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada konteks dan detail yang ada dalam mimpi tersebut.
Namun, secara umum, arti mimpi jumpa mantan pacar bisa diartikan sebagai keinginan untuk memperbaiki hubungan yang telah berakhir atau rasa rindu terhadap masa lalu.
Arti mimpi bertemu mantan pacar menurut Islam, Apakah Ada?
Seperti dilansir dari NU Online, bahwa, baginda Rasulullah meringkas jenis mimpi ke dalam tiga pembagian.
Yakni salah satu haditsnya, Rasulullah bersabda:
وَالرُّؤْيَا ثَلَاثٌ، الحَسَنَةُ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَالرُّؤْيَا يُحَدِّثُ الرَّجُلُ بِهَا نَفْسَهُ، وَالرُّؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا وَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ
Baca Juga:Pinjaman Online untuk Mahasiswa, Hemat Waktu dan Uang dengan 5 Pinjol TerpercayaUPDATE! Daftar Harga HP Google Pixel Terbaru, Dapatkan Info Lengkapnya di Sini
“Mimpi itu ada tiga: (1) mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, (2) mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan (3) mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!” (HR Muslim).
Berdasarkan dari Ulama hadits terkemuka, Ibnu Hajar al-‘Asqalani, pembagian dari Rasulullah tentang mimpi menjadi tiga bagian di atas bukanlah suatu pembagian yang bersifat final.
Hal itu lantaran, dalam hadits yang lain terdapat jenis mimpi lain yang tidak terakomodasi dalam 3 pembagian tersebut.
Kesimpulan yang didapat dari penjelasan lewat laman Nu Online tersebut, bahwa secara keseluruhan terdapat enam jenis mimpi yang dialami oleh manusia.
Lalu, dari 6 jenis mimpi itu tidak semuanya dapat ditafsirkan dengan kaedah tafsir mimpi yang berlaku.
Hanyalah mimpi jenis pertama yang bisa ditafsirkan secara benar, yaitu mimpi yang merupakan petunjuk dan berita gembira dari Allah. Hal demikian seperti disebutkan dalam referensi berikut: لَيْسَ كُلُّ مَا يَرَاهُ الْإِنْسَانُ فِي مَنَامِهِ يَكُونُ صَحِيحًا، وَيَجُوزُ تَعْبِيرُهُ، إِنَّمَا الصَّحِيحُ مِنْهَا مَا كَانَ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى يَأْتِيكَ بِهِ مَلَكُ الرُّؤْيَا مِنْ نُسْخَةِ أُمِّ الْكِتَابِ، وَمَا سِوَى ذَلِكَ أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ لَا تَأْوِيلَ لَهَا، نَفْسَهُ فِي ذَلِكَ الْأَمْرِ وَالْعَاشِقُ يَرَى مَعْشُوقَهُ “Tidak semua yang dimimpikan oleh seseorang itu benar dan bisa ditafsirkan. Mimpi yang benar hanyalah mimpi yang berasal dari Allah yang disampaikan padamu lewat malaikat penyampai mimpi yang diambil dari naskah Umm al-Kitab (Dasar Kitab). Selain itu adalah mimpi yang sia-sia yang tidak bisa ditafsirkan” (Mirqah al-Mafatih Syarh Misykah al-Mashabih, juz 7, hal. 2919)