PASUNDAN EKSPRES – PT GA Tiga Belas, perusahaan induk dari Toko Buku Gunung Agung, mengumumkan rencananya untuk menutup seluruh toko yang masih beroperasi pada akhir tahun ini.
Keputusan ini diambil karena perusahaan tidak mampu bertahan dengan meningkatnya kerugian operasional setiap bulan.
Berdasarkan surat keterangan yang diterima oleh Lambeturah, perusahaan tersebut menjelaskan bahwa langkah ini merupakan kelanjutan dari upaya efisiensi yang telah dilakukan sejak tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda.
Baca Juga:Cara Agar Pinjaman Tidak Ditolak oleh Koperasi Simpan Pinjam: Tips untuk Persetujuan yang Lebih MudahKoperasi Simpan Pinjam: Alternatif Pembiayaan yang Mendukung Perekonomian Masyarakat
Pada tahun tersebut, Toko Buku Gunung Agung sudah menutup beberapa toko di beberapa kota, antara lain Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.
“Namun, penutupan toko dan outlet bukan hanya akibat dampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Kami telah melakukan upaya efisiensi dan efektivitas bisnis sejak tahun 2013,” ungkap PT GA Tiga Belas dalam surat tersebut.
“Kami memutuskan untuk menutup toko dan outlet yang masih beroperasi pada akhir tahun 2023 ini. Keputusan ini diambil karena kami tidak mampu bertahan dengan meningkatnya kerugian operasional setiap bulannya,” tambahnya.
Proses penutupan toko dilakukan secara bertahap sejak tahun 2020 hingga 2023, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut informasi yang diambil dari situs resmi perusahaan, Toko Buku Gunung Agung didirikan pada tahun 1953 oleh Tjio Wie Tay, yang kemudian dikenal sebagai Haji Masagung. Pada awal masa kemerdekaan, perusahaan ini berkembang menjadi bisnis yang lebih besar dan kompleks, sehingga Tjio Wie Tay mendirikan perusahaan baru bernama Firma Gunung Agung yang bergerak dalam penerbitan dan pengimporan buku.