“Artinya, pada kondisi saat ini pun, menggunakan kendaraan listrik sudah mampu mengurangi emisi lebih dari 35 persen. Seiring dengan pembangkit PLN yang menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol,” jelas Darmawan.
Darmawan menekankan bahwa selain ramah lingkungan, keunggulan kendaraan listrik adalah lebih hemat, baik dari sisi biaya operasional maupun pemeliharaan.
Sebagai gambaran, mobil dengan BBM dengan jarak tempuh 10 kilometer (km) menghabiskan 1 liter BBM, sedangkan mobil listrik dengan jarak sama menghabiskan 1,5 kWh.
Baca Juga:Pinjaman Online Bank Mandiri Langsung Cair Mulai 1 Juta, Legal Diawasi OJK Bunga Rendah Tenor PanjangPinjaman Online Langsung Cair 700 Ribu, Solusi Cepat, Legal, dan Terpercaya dengan Pengawasan OJK
“Maka, dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp 1.699,53 per kWh, hanya diperlukan biaya sekitar Rp 2.500 untuk mobil listrik dan sekitar Rp 13 ribu untuk mobil BBM dalam menempuh jarak 10 km.
Dengan begitu, biaya operasional menggunakan mobil listrik tidak sampai 20 persen dari biaya menggunakan mobil BBM,” urai Darmawan.
Darmawan juga menjelaskan bahwa penggunaan kendaraan listrik akan bermanfaat terhadap kedaulatan energi nasional, dimana akan mengurangi impor BBM.
“Dengan adanya transisi dari BBM ke listrik, maka akan terjadi peralihan energi berbasis impor yang kotor dan mahal, menuju energi berbasis domestik yang murah dan bersih.
Sehingga kedaulatan energi nasional semakin kokoh,” tandas Darmawan.
Sementara itu pada kesempatan terpisah, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Susiana Mutia menyatakan PLN UID Jabar siap mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di Jawa Barat.
PLN UID Jabar telah menyediakan 123 EV charger di 110 lokasi yang tersebar di 27 kota/ kabupaten dengan 11 diantaranya merupakan SPKLU Ultra-Fast Charging.