PASUNDAN EKSPRES-Punggung itu terlihat ringkih.
Seperti rapuhnya punggung almarhum ayah saya.
Jauh dari kesan atletis ala superheros hasil imaginasi Marvell.
Punggung itu seperti juga punggung pemikul dan atau pedagang pikulan keliling.
Tulang belikat menonjol ditempat memikul beban dan tanggungjawab besar kehidupan.
Dari jarak sekitar 10 (sepuluh) meter dari tempat berdiri Beliau, saya tetap bersyukur walau hanya melihat punggungnya.
Sebab punggung ringkih itu, milik Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga:Deretan Daftar Tempat Wisata di Subang yang Lagi Hits di Tahun 2023Selain Julo, Inilah Cara Mudah Mengajukan Pinjaman Online 1 Juta
Di belakangnya, duduk para pejabat negara setingkat menteri dan pejabat penting lainnya, entah penting karena jabatannya atau karena perannya.
Yang pasti, saya tidak termasuk orang penting.
Imaginasi saya liar, membayangkan punggung itu menanggung darma yang besar, berat, dan luas.
Meliputi 17 ribu lebih pulau, 1.340 suku bangsa, 700 lebih bahasa daerah dan aneka ragam kepentingan politik yang harus diayomi dan dilayani.
Darma agar Indonesia tetap utuh. Darma agar segala kepentingan bermuara kepada kesejahteraan rakyat.
Darma agar Ideologi Pancasila tetap menjadi falsafah bangsa dan negara.
Tak hanya itu, amanah yang diemban di pundaknya, memastikan Indonesia berdaulat dari kepentingan asing dan kepentingan segelintir orang serakah.
Saya tidak pernah tahu bagaimana presiden menanggung darma itu.
Sebab mimpi ketemu Presiden saja tak pernah.
Apalagi berbincang dengan presiden, kongkow cerita tentang amanah dan visi Indonesia Emasnya.
Maka ketika melihat punggung Presiden Jokowi, yang ada dalam benak saya, punggung itu penuh dengan beban pikulan yang teramat sangat berat dan banyak.
Saya bukan komentator politik, apalagi ahli politik.
Baca Juga:Cara Mudah Mengajukan Pinjaman Online Diatas 8 Juta Selain JULOPinjaman Online Jumlah Besar Terpercaya dengan Tenor Panjang Tanpa Jaminan, Berikut Rekomendasinya
Juga bukan ahli sosial, ekonomi, filsafat atau akademisi atau praktisi lainnya.
Jadi saya hanya melihat dari kaca mata rakyat biasa, memandang Presidennya.
Dua periode kepemimpinan, Beliau lalui dengan baik.
Tentu bagi yang pro ke Beliau, sanjungan setinggi langit akan mengharu biru jagat raya, atas keberhasilannya.