Pemkab Tutup Empat Pasar Hewan Ternak

Pasar Hewan Ternak
0 Komentar

“Semua pihak terkait harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit antraks ini. Semuanya harus dipantau ketat. Kita semua harus kerja keras untuk memastikan penyakit ini tidak meluas,” kata Bupati Anne.

Langkah penutupan pasar hewan dan memperketat lalu lintas hewan itu ditempuh menindaklanjuti langkah sebelumnya yang sudah ditempuh Diskanak Purwakarta yakni vakisnasi antraks secara rutin setiap tahun terhadap hewan ternak, khususnya hewan sapi, kerbau dan domba.

“Vaksinasi antraks yang rutin kita lakukan terhadap hewan ternak, sangat membantu dalam mengantisipasi penyakit tersebut,” kata Bupati Anne Ratna Mustika.

Baca Juga:Produksi Susu Turun Drastis Hingga 30 PersenPemda Subang Waspadai Antraks

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkab Purwakarta terus mengintensifkan vaksinasi antraks terhadap ribuan hewan ternak, khususnya hewan sapi, kerbau dan domba.

Langkah itu ditempuh untuk mengantisipasi penyebaran penyakit antraks dari luar Purwakarta, menyusul terjadinya kasus antraks di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Data dari Diskanak Kabupaten Purwakarta menyebutkan, sebanyak 1.850 hewan ternak telah divaksinasi, yang meliputi 500 ekor sapi, 1.200 ekor domba dan 150 ekor kerbau.

“Saya telah menginstruksikan jajaran Diskanak makin intensif melaksanakan vaksinasi. Saya juga minta agar lalu lintas perdagangan ternak diperketat,” kata Bupati Anne.

Kepala Diskanak Purwakarta Siti Ida Hamidah mengatakan, jajarannya telah menindaklanjuti perintah Bupati tersebut. “Kita telah menerjunkan tim untuk terus mengintensifkan vaksinasi antraks,” katanya.

Ida menjelaskan, Diskanak juga menerjunkan tim untuk melakukan monitoring dan kontrol ketat terhadap lalu lintas perdagangan hewan. “Kita periksa ketat setiap hewan ternak yang datang dari luar Purwakarta. Langkah ini untuk memastikan penyakit antraks bisa kita antisipasi masuk Purwakarta,” kata Ida.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Diskanak Purwakarta, Wini Karmila menjelaskan, penyakit antraks merupakan jenis penyakit zoonosis yang bisa menular kepada manusia atau pun sebaliknya.

Baca Juga:Dorong Perusahaan dan UMKM Ikuti Uji KompetensiBupati Apresiasi Pengelola Rest Area KM 72 A Tol Purbaleunyi

Lebih dari 95 persen lanjut Wini, penularan penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Bacellus Anthracis itu melalui kontak antar kulit, dan mengonsumsi daging hewan yang terkena penyakit tersebut (Anthrakes Gastrointestinal).

“Berbahaya kalau mengonsumsi daging hewan yang telah terkontaminasi penyakit tersebut. Gelajanya bisa pusing, mual dan diare berdarah, bahkan dalam beberapa kasus bisa sampai kematian,” ujar Wini.

0 Komentar