PASUNDAN EKSPRES – Malam 1 Suro adalah tradisi tahunan yang biasanya masyarakat Jawa lakukan, setiap malam tahun baru Islam tepatnya setiap 1 Muharram.
Tahun ini, malam 1 Suro rencananya jatuh pada tanggal 20 juli 2023. Namun, biasanya terdapat perbedaan tanggal di setiap daerah di Indonesia.
Pada umumnya, setiap daerah di Indonesia pasti memiliki tradisi atau kebiasaan unik saat menyambut malam 1 Suro.
Baca Juga:Resep Spaghetti Bolognese Rumahan, Gurih Menggugah SeleraKolam Renang Air Panas Cileungsing Sumedang, Healing di Alam Eksotis
Sejumlah ritual pun secara turun temurun akan dilaksanakan setiap tahunnya, yang dipimpin oleh tokoh masyarakat yang berpengaruh.
Di momen sakral ini biasanya jadi ajang untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan introspeksi diri.
Nah, daripada penasaran berikut ini 4 kebiasaan sakral malam 1 Suro di berbagai daerah Indonesia
1. Membersihkan Benda Pusaka – Jawa Tengah
Di malam 1 Suro, masyarakat Jawa Tengah biasanya melakukan ritual wajib melakukan pembersihan atau mencuci benda pusaka.
Sejumlah benda yang dibersihkan pada malam tahun baru Islam tersebut adalah, mulai dari batu cincin, keris, hingga sepeda tua yang diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Topo Bisu Mubeng Beteng – Yogyakarta
lain halnya di Yogyakarta, masyarakatnya akan melakukan tradisi Topo Bisu Mubeng Beteng.
Topo Bisu Mubeng Beteng merupakan suatu kepercayaan, di mana mereka akan berjalan mengitari benteng Keraton tanpa menimbulkan suara sedikitpun.
Baca Juga:Wisata yang Ada di Sumedang Bernuansa Alam, Populer 2023Wisata Sumedang yang Indah, Healing Asyik Bareng Bestie
Tujuand dari tradisi ini adalah sebagai bentuk evaluasi diri, yang sudah diperbuat selama satu tahun belakangan.
Biasanya, Topo Bisu Mubeng Beteng ini dilakukan pukul 12 malam atau tepat pada saat tengah malam.
3.Pembacaan Babad Cirebon – Cirebon
Siapa sangka, Cirebon juga memiliki tradisi sakral di malam 1 Suro. Tradisi tersebut disebut sebagai Badad Cirebon, atau pembacaan sejarah Cirebon
Biasanya, prosesi ini hanya digelar oleh keluarga Keraton Kanoman Cirebon.
Selanjutnya, mereka akan menarik replika kereta Paksi Nagaliman, yang dulunya digunakan sebagai kendaraannya oleh Sunan Gunung Djati.
Nantinya, kereta bersejarah tersebut akan diarak dari Keraton Kanoman menuju makam Sunan Gunung Djati.
Tujuan dari dilaksanakannya ritual ini adalah sebagai simbol untuk meminta keselamatan.
4. Kirab Kebo Bule – Surakarta atau Solo
Daerah Surakarta atau Solo dan sekitarnya memiliki tradisi sakral di malam 1 Suro.