Tradisi Malam Satu Suro: Merayakan Awal Tahun Baru Jawa dengan Budaya dan Kepercayaan Khas

Malam satu suro
Malam satu suro
0 Komentar

Selain bulan Sura atau Muharram yang merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah, banyak peristiwa penting dalam sejarah terjadi pada bulan ini.

Perayaan Tahun Baru Jawa biasanya dimulai pada malam hari setelah matahari terbenam. Hari tersebut dianggap keramat di Jawa, terutama jika jatuh pada hari Jumat legi.

Selama malam satu suro, orang Jawa dilarang untuk keluar rumah kecuali untuk beribadah atau menjalankan ritual keagamaan.

Baca Juga:Bupati Subang Rotasi Mutasi Sejumlah Pejabat Eselon II III, dan IVDKP Jabar Galakan Vegetasi Pantai, Ridwan Kamil: Menahan Abrasi dan Mempertahankan Peradaban

Menurut informasi dari situs Kemdikbud, Suro adalah hari pertama dalam penanggalan Jawa. Penanggalan Jawa menggabungkan penanggalan bulan (Islam), penanggalan matahari (Agustus), dan penanggalan Hindu.

Dalam penanggalan Jawa, terdapat dua sistem perhitungan, yaitu sistem mingguan (7 hari) dan sistem pasar (5 hari).

Siklus Windu (sewindu: 8 tahun) juga terdapat dalam kalender Jawa, dan akibat dari siklus ini, pada tahun ke-8 Jawa (Jimawal), 1 Muharram dalam penanggalan Islam akan terjadi satu hari lebih lambat.

Malam satu suro erat kaitannya dengan budaya Jawa. Biasanya, terdapat ritual adat seperti pertemuan kelompok atau kebaktian, yang sering diiringi dengan karnaval.

Beberapa daerah di Jawa menjadi tempat perayaan malam satu suro.

Sebagai contoh, di Solo, pada malam pertama Suro, terdapat hewan khas yang disebut “Kebo Bule” atau kerbau berwarna putih.

Kebo Bule menjadi daya tarik bagi warga yang ingin menyaksikan perayaan malam pertama Suro, dan hewan ini dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Kebo Bule Kyai Slamet memiliki keunikan karena merupakan peninggalan penting dari keraton.

Baca Juga:Tak Masuk Zonasi padahal SMAN Terdekat dan Satu-satunya, 39 Anak Desa Banggala Mulya Subang Terancam Tak Lanjut SekolahPolemik PPDB SMAN 1 Kalijati, Pihak Sekola Mengaku Bingung dengan Aturan Disdik Jabar

Saat merayakan malam satu suro, fokus utamanya adalah kedamaian dan keamanan batin.

Dalam malam tersebut, tradisi membacakan doa dilakukan oleh semua yang hadir untuk menerima berkah dan melawan kemalangan.

Dalam merayakan malam satu suro, masyarakat selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan amal selama sebulan penuh pada bulan tersebut.

0 Komentar