PASUNDAN EKSPRES – Budiman Sudjatmiko: Politisi, Aktivis, dan Aktor Berbakat di Indonesia
Masa Kecil dan Pendidikan yang Membentuk Jiwa Aktivisme
Budiman Sudjatmiko, seorang politisi dan aktor Indonesia, telah mencatat namanya dalam sejarah politik dan aktivisme tanah air. Ia lahir pada tanggal 10 Maret 1970 dan dikenal sebagai salah satu tokoh yang berperan penting dalam menyusun Undang-Undang Desa dan mendirikan gerakan Inovator 4.0 Indonesia. Namun, perjalanan karier dan aktivisme Budiman tidaklah mudah, ia pernah terjerat dalam Peristiwa 27 Juli 1996 yang mengakibatkan hukuman penjara selama 13 tahun. Mari kita simak perjalanan hidup dan kontribusinya yang menginspirasi dalam dunia politik dan aktivisme Indonesia.
Masa Kecil dan Pendidikan yang Membentuk Jiwa Aktivisme
Budiman Sudjatmiko dilahirkan dari pasangan Wartono Sudjatmiko dan Sri Sulastri Sudjatmiko. Ia tumbuh dalam keluarga yang kental dengan nilai-nilai keagamaan. Masa kecilnya dihabiskan di Bogor dan mendapat pendidikan dasar di SD Negeri Pengadilan 2 Bogor. Pendidikan menengah pertamanya ia jalani di SMP Negeri 1 Cilacap dan kemudian lulus dari SMA Negeri 5 Bogor dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta pada tahun 1989.
Baca Juga:Spesifikasi dan Harga Nokia Maze Pro Lite 2023 Terbaru: Smartphone Canggih dengan Harga TerjangkauSinopsis Film Smugglers: Petualangan Haenyeo dalam Operasi Penyelundupan yang Mendebarkan!
Budiman kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Gajah Mada, namun aktivisme yang semakin menggebu-gebu membuatnya drop out. Namun, semangatnya untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan tidak pernah pudar. Setelah dipenjara, Budiman kembali melanjutkan pendidikannya di Ilmu Politik di Universitas London dan meraih gelar Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.
Langkah Awal dalam Aktivisme
Aktivisme sudah menyala dalam diri Budiman sejak ia duduk di bangku SMP. Saat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), semangatnya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat semakin berkobar. Meskipun ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di UGM, Budiman tidak patah semangat dan menerjunkan diri sebagai community organizer.
Sebagai seorang community organizer, Budiman berfokus pada pemberdayaan politik, organisasi, dan ekonomi bagi petani dan buruh perkebunan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Semangatnya dalam mengadvokasi hak-hak rakyat kecil ini membuatnya semakin terkenal dan menjadi sorotan pemerintah Orde Baru.