PASUNDAN EKSPRES – GUGATAN Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, terhadap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, siap dihadapi orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.
Ridwan Kamil yang cucu ulama pendiri delapan pesantren di Jawa Barat, KH Muhyiddin itu, bahkan secara gamblang siap meladeni gugatan Panji Gumilang. “Silakan saja, karena ini adalah negeri hukum. Justru baik agar permasalahan bisa terang benderang. Ini hanya urusan peradilan duniawi,” katanya di laman Instagram pribadinya.
Dia menegaskan, “Sebagai pemimpin Jawa Barat, saya sudah bersumpah untuk menjaga Jawa Barat dan NKRI serta berkewajiban membela umat dan syariat dari hal-hal yang membahayakan dan meresahkan,” ucapnya.
Baca Juga:Plt. Bupati Bogor Ingin Ada Angkutan Massal Terintegrasi Di Kabupaten BogorKabupaten Garut Gelar Sosialisasi Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri
Keberanian dan kesungguhan KH Muhyiddin dalam memimpin santri dan masyarakat, menular pada cucunya: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Sehingga saat dipercaya menjadi orang nomor satu di Jawa Barat, Kang Emil bertekad menjalankan amanah kepemimpinan sebagaimana nilai-nilai luhur yang dipesankan KH Muhyiddin.
“Terutama soal mengabdi kepada negara dilandasi semangat keikhlasan,” katanya.
Kakek Ridwan Kamil, KH Muhyiddin, lahir di Garut pada 1878. Akrab dipanggil dengan panggilan kehormatan: Mama Pagelaran. Selain mendakwahkan Islam, beliau juga dikenal sebagai pejuang. Selalu mengajak rakyat menentang penjajahan pemerintah kolonial Belanda. Hingga sesepuh masyarakat Subang yang dijuluki Mama Pagelaran ini, sempat menjadi tawanan kompeni pada 1939.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang, KH Muhyiddin tak henti bergerilya. Bahkan semangatnya kian berkobar. Membentuk pasukan Hizbullah Pagelaran. Terdiri dari santri, alumni santri, jamaah pengajian, dan masyarakat Subang. Pasukan ini ikut terlibat dalam penyergapan konvoi tentara NICA di Ciater bersama Badan Keamanan Rakyat (BKR) – cikal bakal TNI – kala itu.
Sementara itu, beberapa program unggulan Pemprov Jabar di bawah kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil, yang sudah berjalan baik di antaranya program Sadesa: satu desa satu penghafal Alqur’an.
“Di Jabar ada 5.300 desa, cita-cita saya selama lima tahun memimpin Jabar, Insyaallah target tiap desa punya satu penghafal Qur’an,” ujar suami Atalia Praratya itu, optimis.
Kang Emil menyebutkan pihaknya telah memberi beasiswa ke sejumlah anak desa, guna disebar ke pesantren tahfizh agar jadi penghafal Alqur’an.