PASUNDAN EKSPRES – Keutamaan puasa tasua dan asyura adalah dua amalan sunnah yang paling utama di bulan Muharram.
Mengutip NU Online, bulan Muharram merupakan salah satu bulan haram. Puasa di bulan ini diutamakan selain puasa Ramadhan.
Adapun puasa yang paling utama di bulan Muharram adalah puasa Tasua dan Asyura. Keduanya dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Baca Juga:Resep Bakpao Kukus Ayam Super Lembut, Nikmatnya Bikin NagihResep Serundeng Kelapa Teman Makan Nasi, Nikmat dan Gurih
Berikut ini keutamaan puasa tasua dan asyura yang perlu kamu tahu.
1. Puasa yang dianjurkan setelah Ramadhan
Baik puasa tasua dan puasa asyura termasuk puasa yang paling utama di bulan Muharram.
Hal ini sesuai dengan apa yang Rasulullah SAW sebutkan dalam sebuah hadits :
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
2. Puasa sehari setara dengan puasa selama 30 hari
Hadits riwayat Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa salah satu keistimewaan berpuasa di bulan Muharram (tasua dan asyura), adalah mendapatkan pahala puasa yang setaradengan 30 hari.
“Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).
3. Termasuk puasa di bulan mulia
Puasa tasua, asyura dan puasa Muharram memiliki keutamaan istimewa, karena termasuk puasa di bulan-bulan mulia (Asyhurul hurum).
Baca Juga:Resep Bubur Asyura Khas Bulan Muharram, Kaya Bumbu Rempah5 Rekomendasi Wisata Sumedang, Ada Citengah Karuhun
Muharram adalah salah satu dari empat bulan mulia di sisi Allah selain Rajab, Dzulqa’, dan Dzulhijjah .
Sehingga Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berpuasa di bulan-bulan mulia tersebut.
Anjuran tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam Ibnu Majah.
“Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).
4. Jadi pembeda umat Islam dengan Yahudi
Puasa tasua dan puasa Muharram juga dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Karena hal ini sebagai pembeda dengan orang-orang Yahudi, yang turut menjalankan puasa pada hari asyura.