PASUNDAN EKSPRES – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dengan tegas membantah klaim yang mengaitkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Banten sebagai penyebab utama polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
Dalam pernyataannya, Gubernur yang populer dengan panggilan “Emil” tersebut mengklarifikasi bahwa grafik yang mengindikasikan asap dari PLTU mengarah ke Jakarta hanya merupakan simulasi semata. Menurut Emil, arah angin pada saat ini hingga Oktober bergerak menuju Selat Sunda.
“Dapat saya pastikan, PLTU Banten mengarah ke Selat Sunda, bukan ke arah Jakarta,” ungkap Emil di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi pada Jumat (18/8).
Baca Juga:Â Daftar 16 Napi Koruptor yang Diberi Remisi Ditjen PAS Kemenkumham Setelah HUT RI-7816 Narapidana Korupsi Dapat Remisi Bebas Murni, Ditjen Pas Kemenkumham Didesak Buka Datanya
Emil, bersama dengan sejumlah pihak terkait, baru saja menghadiri rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk membahas masalah polusi udara di Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, Emil mengungkapkan bahwa telah disetujui sekitar 12 rencana aksi lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah provinsi dalam upaya mengatasi tingkat polusi di Ibu Kota.
Menurut Emil, salah satu langkah yang akan diambil pemerintah adalah melakukan evaluasi terhadap keberadaan PLTU dan dampaknya terhadap kualitas udara. Namun, ia menegaskan pentingnya pelaksanaan evaluasi ini berdasarkan metode ilmiah yang akurat.
“Tidak semua ukuran yang sering dikutip oleh media memiliki akreditasi yang sesuai. Seringkali hanya menciptakan kehebohan, seolah-olah itu berdasarkan ilmiah, padahal pengukurannya sendiri harus disetujui oleh Lembaga Hidupan Kehutanan (LHK),” paparnya.
“Saya berharap kepada media untuk tidak sembarangan mengutip grafik dari sumber yang mungkin belum tentu benar. Teknik pengukurannya sangat sensitif,” tambah Emil.
Selain merencanakan evaluasi terhadap PLTU, Emil juga berkomitmen untuk mengevaluasi jumlah kendaraan di Jawa Barat. Menurutnya, kendaraan merupakan kontributor terbesar polusi udara di wilayah Jabodetabek, menyumbang hingga 75 persen dari total polutan.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa zat PM2.5, yang paling berbahaya, sebanyak 75 persen berasal dari kendaraan. Sedangkan, wacana yang berkembang di masyarakat kerap menyalahkan PLTU, padahal hanya sekitar 25 persen yang dapat ditelusuri dari hasil penelitian yang ada,” ungkapnya.
Baca Juga:Budiman Sudjatmiko Dukung Prabowo Ucapkan Terimakasih Berjuang Bersama SayaAirlangga Hartarto Dilaporkan ke Dewan Etik Partai, Ini Alasannya
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, telah mengungkapkan bahwa Menteri Luhut telah menginstruksikan agar semua kementerian menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).