PASUNDAN EKSPRES – PDAM atau Perumda Tirta Rangga Subang kini tengah berupaya menyelesaikan persoalan layanan di wilayah Subang kota dan industri. Permasalahan kebocoran akibat pipa yang sudah tua jadi persoalan serius.
Selain itu, masih sedikit pabrik atau sambungan industri yang dilayani. Akibat keterbatasan debit dan jaringan pipa. Sebagai solusi, Perumda TRS berupaya untuk segera dapat memanfaatkan air baku dari Bendungan Sadawarna.
Saat ini PDAM Subang telah mengelola dan mempropduksi 650 liter per detik (lps) dari 6 unit Water Treatment Plant (WTP), sumur dalam dan sistem gravitasi. WTP tersebar di daerah-daerah seperti Compreng, Binong, Kalijati, Subang, serta dua lokasi lainnya.
Baca Juga:Resep Pizza Teflon Sajian Lezat Bolu Kukus Mekar Menggoda Lidah dengan Manisnya Kelembutan
Namun, masih ada beberapa wilayah yang belum terjangkau oleh layanan tersebut. Maka PDAM Subang berencana membangun WTP baru serta melakukan perluasan jaringan pipa untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dan industri.
Langkah ini diungkapkan Direktur Bidang Teknik PDAM, Nindya Nazara. “Kami tengah menggodok rencana berkelanjutan untuk memperluas cakupan pelayanan air bersih di seluruh Kabupaten Subang. Melihat masih ada wilayah yang belum mendapatkan layanan, kami memutuskan untuk membangun WTP baru sebagai solusi,” ungkapnya, Senin (21/8).
WTP baru itu rencananya dibangun untuk menambah debit di wilayah layanan Subang kota. Melalui program DAK 2024 dari pemerintah pusat.
Sementara Direktur Utama PDAM Lukman Nurhakim menambahkan, upaya penurunan kebocoran dan penggantian pipa lama juga menjadi perhatian. “Akan dibentuk tim NRW, mencari kebocoran dan perbaikan. Bekerja ekstra siang dan malam. Pipa lama juga sedang kami upayakan untuk diganti, kami akan ajukan ke pemerintah pusat,” tambahnya.
Lukman menegaskan komitmen Perumda TRS untuk menyelesaikan persoalan tersebut dan memastikan bahwa seluruh wilayah di Kabupaten Subang mendapatkan pasokan air bersih yang memadai.
“Keberadaan sejumlah kawasan industri juga jadi perhatian kami. Maka kami fokus untuk dapat segera memanfaatkan air baku dari Bendungan Sadawarna. Kami berkomunikasi dengan Kementerian PUPR, Satker ATAB maupun pihak BBWS,” katanya.