BANDUNG BARAT-Ada pemandangan berbeda di Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat malam tiba. Cahaya warna-warni dengan suasana hutan alami yang dipadupadankan kecanggihan teknologi membawa setiap pengunjung TWGC seakan di dunia lain.
Hutan MyCelia yang berada di TWGC, sebuah wahana edukasi baru siap membawa pengunjung, khususnya anak-anak untuk menjajal pengalaman baru di sebuah peradaban bangsa MyCelia yang tinggal di dalam rumah indah dengan cahaya berwarna-warni bernama jamur Jala-jala.
Owner TWGC Lembang, Eko Supriyanto mengatakan, wana MyCelia merupakan wisata yang mengusung konsep edukasi di alam terbuka. Namun, hanya bisa disaksikan pada malam hari. “Tujuannya untuk mengembangkan wisata yang begitu crowded (penuh sesak) di siang hari,” kata Eko usai peresmian wisata Hutan Mycelia di TWGC Lembang, kemarin.
Baca Juga:Diskominfo Subang, Usulan Menara BTS Untuk Subang Tak TerealisasiProduksi Susu Sapi Perah Menurun, Akibat Kesulitan Pakan Ternak
“Jadi, dengan wisata yang kita buat diharapkan baik teman-teman putri maupun Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB bisa menghidupkan Bandung Barat di malam hari,” sambungnya.
Eko menyebut, wisata Hutan MyCelia ini tak hanya menyuguhkan keindahan penataan lampu-lampunya yang berwarna-warni. Namun juga menghadirkan video mapping. Bahkan, cara pembuatan video mapping ini dikemas dalam sebuah seminar sebagai bagian dari wisata edukasi. “Nanti kita mengedukasi pengunjung, khususnya anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah agar tahu bahwa ada bidang pendidikan dan profesi seperti video mapping ini,” sebutnya.
Lebih lanjut Eko menerangkan, edukasi tersebut diberikan dalam bentuk seminar. Pengunjung bakal melihat tayangan video cara pembuatan video mapping mulai dari konten, animasi hingga hardwarenya pun bakal dibeberkan secara detil. “Target marketnya untuk anak-anak sekolah, tapi pasti bisa dinikmati orang dewasa karena ambiencenya indah, dibuat foto juga indah dan juga wawasan bagi kita-kita sangat menginspirasi,” paparnya.
Eko menuturkan, ada enam titik video mapping dan video tersebut menceritakan keberadaan Hutan MyCelia dengan tokoh utamanya jamur. “Jamur itu hidup berkembang untuk melestarikan hutan dan pesannya agar kita manusia juga ramah terhadap lingkungan dan menjaga kelestarian hutan,” tuturnya.
Eko menambahkan, untuk bisa menikmati wana Hutan MyCelia pengunjung hanya merogoh kocek sebesar Rp 50 ribu. Sedangkan, untuk tiket edukasinya hanya Rp 30 ribu. Untuk jam operasional Hutan MyCelia ini dibuka mulai pukul 18.00 WIB s/d 22.00 WIB,” tandasnya.