PASUNDAN EKSPRES – Tarsum, seorang pria berusia 41 tahun, diduga telah melakukan pembunuhan disertai mutilasi terhadap istrinya, Yanti, yang berusia 40 tahun. Kejadian mengerikan ini terjadi di Dusun Bojong Gendangan, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Menurut keterangan polisi, motif utama di balik tindakan keji ini adalah tekanan ekonomi yang dialami keluarga.
Kapolres Ciamis, AKBP Akmal, menjelaskan bahwa indikasi motif ekonomi terungkap dari pemeriksaan saksi-saksi, termasuk anak dari pelaku dan korban. “Dari keterangan saksi, terutama anak mereka, terungkap bahwa masalah ekonomi keluarga cukup membebani,” kata Akmal pada Minggu, 5 Mei 2024.
Akmal menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap motivasi dan kondisi psikologis pelaku. Polisi juga akan melakukan pemeriksaan tambahan terhadap saksi-saksi lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Baca Juga:Kronologi Kasus Mutilasi di Ciamis, Dugaan Motif Karena Masalah Ekonomi!Anne Hathaway Kembali ke Genre Romcom dalam "The Idea of You", Berikut Sinopsisnya!
Sebuah video yang beredar di media sosial Facebook menunjukkan pelaku membawa bagian tubuh korban dan menawarkannya kepada warga sekitar. Video tersebut menggambarkan betapa mengerikannya tindakan Tarsum. Dalam video yang diunggah pada 3 Mei 2024 oleh akun @Danzedod, pelaku terdengar menyebutkan “daging suku (kaki) Yanti,” seolah-olah sedang menjual daging di pasar. Warga yang melihat video tersebut langsung ketakutan dan berlari menjauh.
Untuk memastikan kondisi mental pelaku, polisi berencana melakukan pemeriksaan psikologis pada Senin, 6 Mei 2024. “Kami telah mengajukan permintaan kepada psikiater untuk pemeriksaan awal,” ungkap Akmal.
Meskipun dugaan awal menunjuk pada motif ekonomi, polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya faktor lain yang mungkin memicu tindakan ini. Pemeriksaan yang lebih mendalam diperlukan untuk mengungkap alasan di balik aksi brutal ini.
Peristiwa ini mengguncang masyarakat Desa Cisontrol dan sekitarnya. Banyak yang terkejut dan sulit mempercayai bahwa tekanan ekonomi bisa mendorong seseorang melakukan tindakan sekeji ini terhadap keluarganya sendiri. Warga berharap pihak berwenang segera mengungkap kebenaran di balik kasus ini dan menangani masalah dengan serius.