1000 Peta Citra Desa : Geografi UMS Bersedekah

opini
opini
0 Komentar

Dipimpin seorang kepala desa yang juga pendakwah, Ngunut berkembang menjadi sebuah desa yang religius, damai serta menjunjung tinggi semangat kebersamaan. Di awal sambutan acara serah terima peta waktu itu, Pak Kades mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Fakultas Geografi dan Tim Peta Desa Ngunut, yang telah memilih desanya menjadi salah satu penerima hibah peta gratis. “Desa Ngunut adalah salah satu desa di wilayah Karanganyar yang jauh dari keramaian kota, namun sebuah kebanggaan bagi kami sekarang memiliki dokumen penting desa berupa peta bahkan terlihat gambaran langsung dari atas hingga dapat kami lihat bangunan-bangunan rumah juga hamparan tegalan, selama ini kami hanya memiliki peta wilayah desa apa adanya dan sudah lama, sehingga apa yang dilakukan adik-adik mahasiswa Fakultas Geografi UMS ini benar-benar kami rasakan manfaatnya, sekali lagi terimakasih, semoga Allah membalas kebaikan adek-adek semua”.  demikian Pak Kades mengawali sambutannya.  Dalam lanjutan sambutannya Pak Kades menginformasikan, bahwa sekretaris desanya pernah belajar di Jepang sehingga punya kemampuan IT memadai.

Ngunut termasuk desa kenangan karena menjadi satu-satunya desa yang oleh pembimbing dan penanggungjawab kegiatan ini pernah ditantang dan diajak menyusun kegiatan besar yang menantang kepada pihak desa, yaitu penyusunan basis datas spasial desa dengan luaran berupa basis data spasial interaktif desa hingga rumah-rumah warga tergambar dan terdata secara digital. Aplikasi akan bekerja manakala satu bangunan rumah diklik semua data atau informasi tentang  bangunan rumah tersebut muncul. Namun ini pekerjaan besar yang sementara mungkin baru menjadi wacana. Ini ditawarkan menyambut sambutan pak kades yang menyebutkan ada SDM yang kemampuan IT nya memadai.

Dok : Serah Terima Peta Desa Ngunut, 2016

Desa Njenengan. Lain cerita dengan Ngunut, Desa Njenengan memiliki cerita yang lebih dramatis terkait dokumen desa berupa peta. Dalam acara ramah tamah sebelum dimulai serah terima, Pak Kades menceritakan kisah kesalnya terhadap sebuah biro jasa pembuatan peta digital yang pernah berkunjung dan menawarkan jasa pembuatan peta digital berupa peta citra dengan biaya Rp. 5.000.000,00. “Kami kedatangan orang nawari membuatkan peta pak, lha karena peta di kantor kelurahan sudah ketinggalan dan sekarang eranya digital, maka kami sanggupi. Tapi setelah jadi, kami kaget dan kecewa karena batasnya salah, langsung saya tolak dan kembalikan untuk diperbaiki. Sampai sekarang tidak ada kejelasan pak dan tidak bisa dihubungi. Hari ini mahasiswa bapak datang menyerahkan peta citra digital gratis sebanyak 2 (dua) buah peta sekaligus dan bagus-bagus serta tidak ada kesalahan batas, alhamdulillah ini ibarat orang sakit kami sudah mendapat obat yang langsung membuat kami sehat pak. Terimakasih Pak Anggoro”, (Kades Desa Njenengan, 2018).   

0 Komentar