Lirik Lagu dan Chord "Tekane Mati" Happy Asmara dan Arti yang Mendalam!

Lirik Lagu dan Chord \"Tekane Mati\" Happy Asmara dan Arti yang Mendalam!
Foto happy Asmara @instagram
0 Komentar

F G C

Ning atimu

 

Dalam sebuah kisah yang penuh dengan perasaan dan pengharapan, terlukis kerinduan seorang yang ditinggal kekasihnya. Bait-bait lirik dalam lagu ini menggambarkan betapa mendalamnya cinta yang dirasakan dan betapa sulitnya melupakan orang yang pernah dicintai.

 

Rasa Tak Tergantikan

 

“Aku ra lilo pisah marang sliramu” adalah ungkapan bahwa berpisah dengan sang kekasih bukanlah hal yang mudah diterima. Kesalahpahaman kecil mampu menghancurkan hubungan yang sudah terjalin lama. Janji yang pernah diucapkan tetap terpatri dalam hati, “Janjimu tak patenke ing jero rogo iki, supoyo tansah kelingan sliramu.”

 

Cinta yang tulus dan mendalam tergambar dalam kalimat, “Wong lanang liyane, ra bakal iso ngganteni. Jenengmu tak ukir sak jroning ati.” Tak ada yang mampu menggantikan posisi sang kekasih di hati, dan nama sang kekasih terukir abadi.

 

Harapan yang Tak Pernah Padam

 

Baca Juga:Cerita Dibalik Lagu "Kami dari 27 Bulan Mei"! Histeris Banget!Konferensi Pers Polda Jabar: Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina di Cirebon

Meski harus menjadi pilihan kedua, cinta yang dirasakan tetap tak tergoyahkan. “Pengenku siji, nyanding sliramu tekan ku mati,” harapannya adalah bisa bersama sampai akhir hayat. Doa-doa tak pernah berhenti dipanjatkan, berharap sang kekasih kembali, “Dungoku ra bakal mandeg sak durung sliramu bali.”

 

Perasaan yang terus ada dalam hati, tak pernah hilang meski waktu terus berjalan. “Tok duakke, ora popo, tresnoku tekane mati. Sing penting rosoku sak teruse ono ning njero ati, ning atimu.” Cinta sejati tak pernah mati, hanya berharap bisa dirasakan bersama.

 

Menanti dalam Sepi

 

Harapan terus ada, meski kenyataan terkadang berkata lain. “Sadarmu tak enteni nganti tekan saiki,” penantian yang tak berkesudahan, menunggu kesadaran dan kembalinya sang kekasih. “Aku ra doyan mangan yen kepikir sliramu,” kerinduan yang begitu dalam sampai mengganggu keseharian.

 

Impian untuk bertemu kembali selalu hadir, “Wes setaun aku mesti ngenteni tekamu. Sliramu kegowo njero impenku.” Meski sudah setahun berlalu, penantian dan harapan itu tak pernah pudar. Mimpi-mimpi selalu dihiasi dengan bayang-bayang sang kekasih.

 

Penutup yang Mengharukan

0 Komentar