Fakta Sejarah: Sukarelawan Uni Soviet Bantu Indonesia Operasikan Kapal Selam Whiskey

Fakta Sejarah: Sukarelawan Uni Soviet Bantu Indonesia Operasikan Kapal Selam Whiskey
Fakta Sejarah: Sukarelawan Uni Soviet Bantu Indonesia Operasikan Kapal Selam Whiskey
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Tahun 1962 menjadi titik krusial bagi hubungan Indonesia dan Uni Soviet. Ketika intelijen Indonesia mendapatkan informasi bahwa kapal induk KL Dorman milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda telah memasuki perairan Irian Barat, respons cepat diberikan oleh Presiden Soekarno. Beliau segera memerintahkan Angkatan Laut Indonesia untuk menambah pembelian kapal selam kelas Whiskey dari Uni Soviet, dari sebelumnya hanya enam unit menjadi dua belas unit.

 

Permintaan ini langsung direspon oleh Uni Soviet dengan mengirimkan kapal selam yang dilengkapi torpedo 533 mm, yang pada zamannya merupakan senjata bawah air tercanggih. Namun, permasalahan muncul ketika Angkatan Laut Indonesia kekurangan kru untuk mengoperasikan enam kapal selam tambahan tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia meminta bantuan Uni Soviet agar mengirimkan sukarelawan untuk mengisi posisi kru kapal selam tersebut.

 

Permintaan ini disambut baik oleh Uni Soviet. Sebanyak 300 tentara Uni Soviet datang ke Indonesia atas dasar sukarela. Mereka membantu Indonesia dengan melakukan tugas patroli di perairan Indonesia, tanpa menyandang jabatan resmi apapun.

 

Baca Juga:Proses Seleksi PPDB Online Jawa Barat 2024: Apa Saja yang Harus Kamu Ketahui?Sejarah dan Perkembangan SMA Negeri 1 Subang: Dari PPSLN Hingga Sekolah Terkemuka

Salah satu sumber militer yang terlibat dalam operasi ini mengatakan, “Kedatangan sukarelawan Uni Soviet memberikan kami keuntungan strategis. Mereka tidak hanya membantu dalam operasional kapal selam, tetapi juga berbagi pengetahuan teknis yang sangat berharga.”

 

Kehadiran tentara Uni Soviet di Indonesia pada masa itu merupakan simbol kuat dari solidaritas internasional di tengah situasi politik yang memanas akibat konfrontasi dengan Belanda. Langkah ini juga menunjukkan dukungan Uni Soviet terhadap Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya di Irian Barat.

 

Para sukarelawan Uni Soviet, meskipun tidak memiliki jabatan resmi, menjalankan tugas mereka dengan penuh dedikasi. Mereka tidak hanya membantu dalam mengoperasikan kapal selam, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam patroli di laut Indonesia. Hal ini menambah kekuatan maritim Indonesia dalam menghadapi ancaman dari Belanda.

 

Kerjasama dengan Uni Soviet saat itu merupakan salah satu strategi yang berhasil memperkuat pertahanan maritim Indonesia. Dukungan mereka sangat berarti, terutama di masa-masa genting seperti itu.

0 Komentar