DPP AGPAII Serukan Penarikan Buku Sastra yang Mengandung Konten Negatif

pendidikan agama islam
DPP AGPAII Serukan Penarikan Buku Sastra yang Mengandung Konten Negatif
0 Komentar

4. Penguatan Pendidikan Karakter

DPP AGPAII mengajak seluruh pihak untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah-sekolah.

Pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter dan moral yang baik akan membantu menciptakan generasi yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab, salah satunya adalah dengan menguatkan pendidikan agama di sekolah.

5. Pentingnya Memilih Karya Sastra yang Relevan dengan Usia Murid

Pemilihan karya sastra yang sesuai dengan usia murid dalam Kurikulum Merdeka sangat penting.

Baca Juga:Lewat Komitmen Shadow Target, Bey Machmudin Dorong Perangkat Daerah Lakukan Terobosan dan Inovasi, Target OPDBey Machmudin Pastikan Website PPDB Normal

Hal ini sejalan dengan upaya untuk memastikan pendidikan karakter dan moral yang baik bagi peserta didik di seluruh Indonesia.

Karya sastra memiliki peran penting dalam pendidikan, tidak hanya sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan literasi, tetapi juga untuk membentuk nilai-nilai moral dan etika.

Oleh karena itu, pemilihan karya sastra yang tepat sesuai dengan perkembangan usia anak adalah langkah penting dalam proses pendidikan.

DPP AGPAII menyambut baik program “Sastra Masuk Kurikulum” yang merupakan turunan dari Episode Merdeka Belajar ke-15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

Program ini bertujuan menguatkan kompetensi dan budaya literasi membaca, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 21 Tahun 2024 serta Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.

Namun, karya sastra yang mengandung konten negatif justru kontra produktif terhadap tujuan tersebut.

DPP AGPAII berharap dengan adanya tindakan tegas dari pihak berwenang dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, pendidikan di Indonesia dapat berjalan sesuai dengan tujuan mulia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, terutama dalam menyongsong generasi emas 2045.

0 Komentar