Renungan Idul Adha Meneladani Nabi Ibrahim Inspirasi Teladan

Renungan Idul Adha Meneladani Nabi Ibrahim Inspirasi Teladan
Renungan Idul Adha Meneladani Nabi Ibrahim Inspirasi Teladan
0 Komentar

 

Allah Ta’ala berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka hati-hatilah kalian dari mereka.” (QS. At-Taghabun: 14).

 

Kepatuhan Nabi Ibrahim mencapai puncaknya ketika beliau diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail.

Meski sangat merindukan kehadiran seorang anak, beliau tetap melaksanakan perintah Allah dengan penuh keteguhan hati, dan Ismail pun mendukung keputusan ini dengan sabar.

Baca Juga:Rekomendasi Game Mirip Harvest Moon untuk SmartphoneRekomendasi 5 Game Balap Mobil Ringan dan Seru untuk HP Kamu!

Allah Ta’ala berfirman,

“Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’”. (QS. Ash-Shaffat: 102).

 

Hanif: Memegang Teguh Kebenaran

Nabi Ibrahim dikenal sebagai seorang yang hanif, yaitu seseorang yang bertekad mengikuti kebenaran dan jalan yang lurus.

Beliau teguh dalam berpegang pada ajaran yang benar dan tidak pernah terlintas untuk meninggalkannya.

Kepatuhan beliau terhadap kebenaran merupakan salah satu teladan yang harus diikuti oleh setiap muslim.

 

 

 

 

Kisah Nabi Ibrahim memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita semua.

Keteladanan beliau dalam kepatuhan kepada Allah, keteguhan dalam berpegang pada kebenaran, dan penentangan terhadap kesyirikan adalah hal-hal yang harus kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan meneladani Nabi Ibrahim, kita berharap dapat menjadi hamba Allah yang dicintai dan diberkahi.

Semoga Allah Ta’ala melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Wallahu Muwaffiq.

0 Komentar