PASUNDAN EKSPRES – Pamanukan baru saja merayakan hari jadnya yang ke 114, masyarakat tumplek di Halaman Kantor Kecamatan Pamanukan.
Rupayanya tidak hanya masyarakat biasa yang ikut memeriahkan acara puncak HUT Pamanukan ke 114 itu, para politisi juga terlihat hadir meramaikan.
Yang menarik perhatian publik hadir Asep Rochman Dimyati (ARD) yang baru saja mendapati Rekom dari NasDem sebagai Calon Bupati Subang, dan mantan Bupati Subang, H.Ruhimat.
Baca Juga:Kurangi Pengangguran SMK, Herman Suryatman: Teaching Factory Harus DimatangkanHadiri Rapat Kerja dan RDP Komisi II DPR RI Apresiasi dan Dorong Perkuat Kelembagaan BPIP
Entah disengaja atau tidak, pertemuan itu menyedot perhatian para awak media yang meliput kegiatan tersebut.
Keduanya nampak saling bertegur sapa, bahkan berfoto bersama. Sesekali nampak berbincang sangat serius.
Awak media yang hadir tentu refleks bertanya, adakah kemungkinan 2 sosok itu ‘kawin’ dalam Pilkada Subang mendatang.
Ditanyai hal itu, baik Ruhimat atau ARD kompak menjawab pertanyaan media dengan menebar senyum.
Tidak ada sepatah katapun keluar dari mereka menanggapi hal tersebut.
“Alhamdulilah bisa silaturahmi,” jawab Ruhimat singkat.
Ribuan Masyarakat Rayakan HUT Pamanukan
Perayaan kali ini menjadi yang paling meriah setelah beberapa tahun terakhir hanya diperingati secara sederhana. Rangkaian acara yang telah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya mencapai puncaknya pada Rabu (12/6).
Salah satu warga Desa, Toha berharap, agar Pamanukan dapat terus maju dan berkembang menjadi wilayah yang nyaman bagi penduduknya.
“Mudah-mudahan akan banyak perubahan di Pamanukan yang membawa kemajuan dan kesejahteraan,” tuturnya.
Baca Juga:Ribuan Warga Meriahkan Puncak Perayaan HUT Pamanukan ke-114Sekda Herman Suryatman: Jabar Dukung Kebijakan Identitas Kependudukan Digital
Tokoh masyarakat Pantura, Sudihartono, mengungkapkan bahwa Pamanukan telah berkembang menjadi wilayah dengan pusat perdagangan, ekonomi, serta pertanian.
“Kita berharap tentu hal-hal baik untuk kemajuan Pamanukan di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mulyasari, Hasanuddin Masawi menjelaskan, bahwa Pamanukan sudah ada jauh sebelum Kabupaten Subang terbentuk.
Berdasarkan informasi sejarah, kata Hassanudin, pemerintahan di Pamanukan sudah ada sejak tahun 1910, ditandai dengan berdirinya perusahaan Pamanoekan en Tjiasem Land (P&T Land) yang berdiri pada masa kolonial Belanda di Indonesia.
“Tentunya Pamanukan ini sudah banyak yang tahu dan dikenal, apalagi sebelum ada tol Cipali itu, hilir mudik trans Jawa lewat Pantura dan Pamanukan itu dikenal,” jelasnya.