Unusia dan PBNU Sikapi Pertemuan Lima Kader dengan Presiden Israel

Unusia dan PBNU Sikapi Pertemuan Lima Kader dengan Presiden Israel
Unusia dan PBNU Sikapi Pertemuan Lima Kader dengan Presiden Israel
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) berencana menggelar sidang etik untuk Zainul Maarif, seorang dosen yang terlibat dalam kunjungan kontroversial ke Presiden Israel Isaac Herzog. Kunjungan ini dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat akibat agresi Israel terhadap Palestina.

 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia, Dwi Putri, dalam keterangannya di Jakarta pada Senin, menjelaskan bahwa sidang etik akan dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban Zainul atas tindakannya. “Unusia akan menggelar sidang etik terhadap saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan,” ungkap Dwi.

 

Dwi menambahkan bahwa kunjungan tersebut telah berdampak negatif pada reputasi Unusia dan bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh universitas. Menurutnya, Unusia sepenuhnya mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam keras tindakan genosida yang dilakukan Israel.

 

Baca Juga:PBNU Pertimbangkan Pecat Lima Kader yang Bertemu Presiden Israel di Tengah Konflik Palestina!Gol Telat Oyarzabal Kalahkan Inggris 2-1 di Final Dramatis Euro Jerman 2024

“Kunjungan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan Unusia sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia,” tegas Dwi. “Pertemuan saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama.”

 

Lima orang nahdiyin, termasuk Zainul Maarif, diketahui mengunjungi Presiden Israel dan foto-foto pertemuan tersebut menjadi viral di media sosial, mengundang reaksi keras dari berbagai pihak.

 

Selain sidang etik yang akan digelar oleh Unusia, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, juga menyatakan bahwa pihaknya akan memanggil kelima orang tersebut untuk memberikan penjelasan. “Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan, serta hal-hal prinsip lainnya,” ujarnya.

 

Gus Ipul menegaskan bahwa jika ditemukan pelanggaran terhadap aturan organisasi, maka kelima orang tersebut bisa diberhentikan dari jabatannya di lembaga atau badan otonom PBNU. “Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, maka bukan tidak mungkin kelima orang itu akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau badan otonom PBNU,” kata Saifullah.

 

Sebagai latar belakang, pertemuan ini terjadi saat konflik antara Israel dan Palestina semakin memanas, dengan serangan Israel yang menyebabkan banyak korban jiwa di Gaza. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa ribuan warga sipil telah tewas akibat agresi tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengecam keras tindakan Israel dan mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

0 Komentar