Elon Musk Ungkap Tangkapan Layar, Tuduh Google Blokir Pencarian Trump

Elon Musk Ungkap Tangkapan Layar, Tuduh Google Blokir Pencarian Trump
Elon Musk Ungkap Tangkapan Layar, Tuduh Google Blokir Pencarian Trump
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Pendiri dan CEO Tesla, Elon Musk, menuduh Google melakukan sensor terhadap nama mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam mesin pencari mereka. Tuduhan ini disampaikan oleh Musk melalui cuitannya di platform media sosial X pada Senin (29 Juli 2024).

 

“Wow, Google memblokir pencarian terhadap Presiden Donald Trump!” tulis Musk dalam cuitannya.

 

Ia juga menambahkan tuduhan bahwa Google ikut campur dalam pemilu, “Ikut campur pemilu?” lanjutnya. Cuitan tersebut disertai dengan tangkapan layar yang menunjukkan hasil pencarian di Google ketika kata kunci “president donald” dimasukkan. Hasil pencarian hanya menampilkan dua rekomendasi: “president donald duck” dan “president donald regan”.

 

Baca Juga:Mengenal Lebih Dekat Tahapan R&D dalam Industri Sistem Bisnis Otomotif! Olimpiade Paris 2024 Dimulai, Indonesia Masih Berusaha Meraih Prestasi di Klasemen Sementara!

Cuitan Musk memicu berbagai reaksi dari pengguna media sosial. Salah satu tanggapan datang dari akun @davidgokhshtein yang mengklaim bahwa Google dimiliki oleh Partai Demokrat. “Mereka akan mendapat banyak masalah jika mereka mencampuri pemilu,” jawab Musk menanggapi komentar tersebut.

 

Namun, saat tim CNNIndonesia.com mencoba mencari kata kunci “president donald” di Google, hasil yang muncul tetap menampilkan profil Donald Trump, berbeda dengan yang dialami oleh Musk.

 

Beberapa pekan sebelumnya, Musk juga mengungkapkan dukungannya secara terbuka terhadap mantan Presiden Trump dalam pemilu Amerika Serikat yang akan datang. Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah Trump menjadi korban penembakan saat berorasi dalam kampanye di Pennsylvania, AS.

 

Dalam laporan yang dirilis oleh Bloomberg, disebutkan bahwa Musk telah menyumbang kepada super PAC (Political Action Committee) yang mendukung Trump, dengan jumlah donasi yang cukup signifikan. Donasi ini, jika benar terjadi, merupakan perkembangan penting tidak hanya dalam kampanye kepresidenan Trump, tetapi juga dalam hubungan antara kedua tokoh tersebut. Keduanya memiliki basis penggemar yang sangat loyal dan siap mempercayai hampir semua pernyataan mereka.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, Musk diketahui kerap mempromosikan teori konspirasi seperti ‘great replacement’ dan mendukung gerakan white pride. Dukungan Musk terhadap Trump menambah suara berpengaruh dari Silicon Valley yang mendukung mantan presiden tersebut.

 

0 Komentar