Tidak ada tekanan dari luar yang melatarbelakangi keputusan Airlangga mundur dari Jakarta. Dori mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi pengunduran diri Airlangga.
Salah satunya menjaga persatuan Partai Golkar di masa transisi pemerintahan Joko Widodo Marouf ke pemerintahan Prabowo Subianto Gibran Rakabumin.
“Pertimbangan mundurnya Pak Ketum didasarkan pada pertimbangan persatuan di tubuh Partai Golkar, dan juga bagian dari upaya menciptakan kondisi yang mendukung masa transisi ke depan,” ujarnya.
Baca Juga:Respons Golkar terhadap Munculnya Nama Gibran untuk Menggantikan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum10 Game Balap Mobil Android Terbaik 2024
Pak Dori mengatakan Pak Airlangga nantinya akan lebih fokus pada Kabinet sebagai Menteri Koordinator Perekonomian. Airlangga akan lebih fokus mengelola beberapa program pada masa transisi.
“Untuk memulai masa transisi pemerintahan, sepertinya Ketua kita sebagai Menko Perekonomian lebih diperlukan di Kabinet, karena periode kedua pemerintahan Jokowi-Marouf Amin dan ke depan khususnya, banyak program yang akan dijalankan sedang dipersiapkan sebagai program tindak lanjut untuk menjaga kelangsungan program visi dan misi pemerintahan Pak Prabowo dan Gibran,” jelasnya.
Dori juga mengatakan, pengunduran diri Airlangga juga untuk menjamin kelancaran program nasional, termasuk pemilukada mendatang.
Pak Dori mengatakan Pak Airlangga secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
“Ya, ini semua sangat penting untuk dijaga agar agenda Partai Golkar, agenda nasional, termasuk pemilu kepala daerah, dapat terlaksana dengan baik dan terpatuhi. Oleh karena itu, Ketua Umum Partai Golkar kita” Saya ikhlas dan sukarela menyatakan pengunduran diri saya dari jabatan Ketua Umum,” ujarnya.(dbm)