PASUNDAN EKSPRES — Keputusan Kaesang Pangarep melaporkan penggunaan jet pribadinya ke Amerika Serikat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 September lalu, telah menjadi sorotan publik. Meski mendapat apresiasi dari beberapa pihak, banyak warga yang merasa geram dan melayangkan sindiran, baik kepada Kaesang maupun KPK. Langkah Kaesang dianggap mencerminkan masalah yang lebih luas terkait dinasti politik dan potensi penyalahgunaan kekuasaan di Indonesia.
Boyamin Saiman, Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), menyatakan bahwa inisiatif Kaesang mendatangi KPK adalah tindakan yang patut diapresiasi. Boyamin menganggap hal ini akan memudahkan KPK dalam menyelidiki dugaan gratifikasi terkait penggunaan jet pribadi. “Saya mengapresiasi kedatangan Kaesang ke KPK. Ini akan memudahkan semuanya, termasuk KPK, dalam mendalami dugaan gratifikasi,” kata Boyamin, rabu 18 September 2024 kepada wartawan.
Namun, tanggapan dari warganet di media sosial justru berbeda. Mereka melontarkan berbagai sindiran terhadap Kaesang dan mempertanyakan kejujurannya. Harga tiket jet pribadi yang dipakai Kaesang, yang disebut-sebut mencapai Rp 90 juta per orang, menjadi fokus kritik. Beberapa warganet menilai angka tersebut tidak realistis jika dibandingkan dengan harga tiket business class pesawat komersial, yang ternyata bisa lebih mahal.
Beberapa sindiran warganet yang mencuat antara lain:
1. @zah*:
Baca Juga:Boyamin Minta KPK Segera Putuskan! Gratifikasi atau Tidak, Soal Kaesang Nebeng Jet Pribadi!KPK Apresiasi Laporan Klarifikasi Kaesang Soal Perjalanan ke AS Pakai Jet Pribadi! Gratifikasi atau Bukan?
“Kalau ke US cuma 90 juta per orang, gue besok naik private jet aja kali soalnya masih lebih murah dari business class Jakarta-Los Angeles pakai Singapore Airlines.”
2. @nabi****:
“Yakali. Barusan cek PP naik Emirates Jakarta-Los Angeles business class aja minimal 80-an juta. First class minimal 120-an juta. Ini commercial airline lho. Masa perhitungan tiket jet pribadi segini.”
3. @muh*******:
“Serius deh, dia kalau bohong emang kagak pake riset ya? Bodoh banget sumpah.”
4. @gilo**_:
“Kebohongan ditutupi dengan kebohongan lain, yang nampak malah kebodohan.”
5. @ket*****:
“Kenapa sih pejabat negara itu selalu menganggap internet itu tidak pernah ada? Statement bodoh mereka mungkin pada 20 tahun lalu bisa aja ngasal dan orang mau nggak mau percaya. Lah jaman sekarang bisa cek di Google segampang itu, masih aja pake cara boomer.”