PASUNDAN EKSPRES – Pada 15 Oktober 2024, kanal YouTube @CurhatBang yang dipandu oleh Denny Sumargo merilis sebuah video yang menarik perhatian publik. Video tersebut membahas donasi senilai 1,5 miliar rupiah yang diterima Agus Salim, seorang korban penyiraman air keras yang terjadi di Jalan Nusa Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Minggu, 1 September 2024. Donasi ini dikumpulkan melalui bantuan masyarakat dengan tujuan untuk mendukung biaya pengobatan mata Agus, yang mengalami luka serius akibat serangan tersebut. Namun, muncul isu terkait penggunaan dana donasi yang kemudian memicu pertanyaan dan spekulasi di kalangan publik.
Denny Sumargo membuka podcast tersebut dengan menyampaikan bahwa telah beredar rumor mengenai penyalahgunaan dana donasi yang diterima Agus Salim. “Setelah podcast kemarin, saya dengar ada isu di luar sana yang mengatakan bahwa ada penyalahgunaan uang donasi untuk Pak Agus. Nah, di sini kita ingin klarifikasi apakah isu tersebut benar atau salah. Jadi, saya mengundang Pak Agus, keluarganya, dan juga Teh Novi ke podcast ini,” ujar Denny dalam perbincangan di kanal YouTube-nya pada 15 Oktober 2024.
Dalam podcast tersebut, keluarga Agus pun memberikan klarifikasi mengenai isu yang beredar. Wulan, ibu dari Agus Salim, menjelaskan bahwa sebagian dari donasi, yaitu sekitar Rp100 juta, digunakan untuk melunasi utang rumah keluarga. Keputusan ini memicu kekhawatiran beberapa pihak yang telah berdonasi, karena mereka berharap seluruh dana digunakan untuk keperluan medis Agus. Meski demikian, keluarga menyatakan bahwa mereka mengambil langkah tersebut karena menghadapi kesulitan finansial yang mendesak.
Baca Juga:Tim Sepak Bola U-17 Kasomalang Didiskualifikasi, Karang Taruna Gelar Audiensi dengan Pemerintah KecamatanSiapa Sugiono (Waketum Gerindra)? Kandidat Menteri Luar Negeri yang Dekat dengan Prabowo
“Kami juga menggunakan BPJS saat pertama kali mengobati Agus karena kami belum mengetahui ada bantuan donasi saat itu. Kami hanya berusaha sebisa mungkin untuk segera menangani kondisinya,” jelas Wulan, menjelaskan alasan di balik penggunaan BPJS dalam proses pengobatan awal anaknya. Ia menegaskan bahwa keluarga baru mengetahui adanya bantuan donasi pada 12 September, setelah Agus sempat dirawat beberapa hari sebelumnya.
Agus sendiri kemudian mengungkapkan bahwa kondisinya saat ini semakin memburuk. Berdasarkan diagnosa terbaru, ia dinyatakan mengalami kebutaan permanen, meskipun telah menjalani serangkaian perawatan. Situasi ini memperparah tekanan bagi keluarga, yang kini harus berjuang lebih keras untuk menanggung biaya pengobatan yang terus meningkat, terutama mengingat keterbatasan fasilitas yang ditawarkan oleh BPJS Kesehatan.