SUBANG – Pj Bupati Subang, Imran terlihat marah atas kasus tragis yang menimpa AR (9), siswa kelas 3 SD asal Kecamatan Blanakan, yang menjadi korban bullying hingga meninggal dunia.
Kemarahan tersebut nampak saat Imran mengunjungi RSUD Ciereng Subang pada Senin malam (25/11).
Imran menegaskan, Pemda SUbang memiliki komitmen tegas dalam melawan segala bentuk perundungan.
Baca Juga:Antapura de Djati dan 7 Tempat Wisata Yang Lagi Hits di Garut 2024!7 Spot Instagramable di Tempat Wisata Berastagi yang Bikin Feed Kamu Makin Aesthetic
“Saya sudah sampaikan berulang kali bahwa Pemerintahan Daerah Kabupaten Subang itu anti Bullying dan beberapa waktu yang lalu saya telah sampaikan. Cuman dua itu perintah saya, kalau bullying itu terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah tidak boleh lagi ada di Subang,” tegasnya .
Sebagai langkah konkret, Imran menyatakan kepala sekolah tempat AR pendidikan telah di non-aktifkan sementara hingga proses pemberkasan dan investigasi selesai.
“Hari ini saya buktikan kepala sekolah itu saya non-aktifkan sampai pemberkasan selesai dan saya sampaikan pada kesempatan ini tidak boleh terjadi lagi hal demikian,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Imran berencana menggelar apel khusus di sekolah AR pada Selasa pagi (26/11). Dalam acara tersebut, Imran akan mengundang seluruh wali murid dan kepala sekolah dari seluruh Subang untuk menghadiri peringatan ini.
“Besok saya akan upacarakan di sekolah anak ini (korban yang meninggal AR). Saya akan undang seluruh wali murid seluruh kepala sekolah yang ada di Subang untuk hadir di sana besok pagi untuk melihat ini jangan sampai terulang lagi,” katanya.
Imran juga meminta aparat kepolisian, khususnya Polres Subang, untuk memproses kasus ini secara hukum.
“Sosialisasi dan advokasi sudah kita lakukan, namun kasus ini tetap terjadi. Maka sekarang harus ada penegakan hukum,” ujarnya.(hdi/ysp)