SUBANG-Sepanjang tahun 2024, angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Subang menunjukkan perubahan yang cukup signifikan.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Satlantas Polres Subang, total kecelakaan lalu lintas yang tercatat mencapai ratusan kasus, dengan puncak tertinggi terjadi pada bulan April sebanyak 68 kasus, sedangkan Desember menjadi bulan terendah dengan 28 kasus.
Data Kecelakaan 2024: • Januari: 39 kasus • Februari: 42 kasus • Maret: 46 kasus • April: 68 kasus • Mei: 56 kasus • Juni: 51 kasus • Juli: 45 kasus • Agustus: 52 kasus • September: 44 kasus • Oktober: 58 kasus • November: 57 kasus • Desember: 28 kasus
Baca Juga:Denden Pranayuda Tak Ada Tanding, Jabat Ketua DPK APDESI Kabupaten PurwakartaHIPMI Kota Cimahi: Mendorong Kemajuan Ekonomi dan Pengusaha Muda di Jawa Barat
Menurut Kanit Gakkum Satlantas Polres Subang, Ipda Sahroni, tingginya angka kecelakaan terutama di wilayah Pantura disebabkan oleh keberadaan U-turn (putaran balik) yang tidak dilengkapi dengan rambu-rambu memadai.
“Kebanyakan kecelakaan melibatkan sepeda motor roda dua. Minimnya tanda atau rambu di area U-turn menjadi faktor signifikan,” ujarnya.
Langkah-Langkah Penanggulangan
Polres Subang telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi tingginya angka kecelakaan.
“Kami melakukan peningkatan patroli, baik di jalur Pantura maupun wilayah lainnya, menjadi prioritas. Patroli rutin yang dikenal sebagai blue bird ini kami gencarkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan,” terang Ipda Sahroni.
Selain itu, pihak Satlantas terus berkoordinasi dengan Polsek setempat dan mengirimkan surat kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PJN) untuk mengurangi jumlah U-turn serta memperbaiki rambu-rambu di sepanjang jalur Pantura. Tak hanya itu, Kawasan selatan Subang juga menjadi perhatian.
“Kondisi jalan yang berkelok-kelok dan medan yang sulit di area pegunungan menjadi penyebab utama kecelakaan di wilayah selatan. Namun, jumlah kecelakaan di sini relatif lebih sedikit dibandingkan Pantura,” jelasnya.
Jalur tengah Subang-Kalijati juga menjadi sorotan, terutama karena minimnya penerangan jalan umum (PJU) dan marka jalan yang kurang memadai.
Baca Juga:PLN UID Jabar Sukses Amankan Pasokan Listrik Perayaan Tahun Baru 2025Sambut Tahun Baru 2025, Desa Wisata Lembur Cigarukgak Subang Gelar Festival Liwet
Satlantas berharap Dinas Perhubungan (Dishub) dapat segera menambah fasilitas tersebut untuk meningkatkan keselamatan berkendara.
Meski angka kecelakaan di jalan tol lebih rendah dibandingkan jalur lainnya, insiden di tol umumnya melibatkan tabrakan belakang akibat sopir yang mengantuk.
“Kami berkoordinasi dengan Astra Tol Cipali agar proyek pelebaran jalan di tol dilengkapi dengan rambu-rambu keselamatan yang lebih intensif, terutama pengurangan kecepatan,” ungkap Sahroni.