SUBANG – Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) sering kali dipandang sebelah mata dalam masyarakat. Namun, di Subang, Jawa Barat, seorang anggota Polri, Bripka Erick Syafrudinsyam, membuktikan bahwa mereka tidak hanya layak mendapatkan perhatian, tetapi juga memiliki potensi besar untuk diberdayakan. Melalui pendekatannya yang humanis, Erick merangkul para ODGJ di wilayah binaannya dengan kasih sayang, mengajarkan mereka keterampilan baru, sekaligus mengubah persepsi masyarakat terhadap mereka.
Mengatasi Tantangan Awal
Langkah pertama yang diambil Erick tidaklah mudah. Dia mengaku sempat canggung dan ragu untuk memulai. “Awalnya saya merasa canggung, takut, namun dengan pendekatan dan memberikan pemahaman, kini warga antusias membantu kami. Kembali saya menerapkan bahwa kita harus saling tolong-menolong, dan kebetulan saya diberikan kesempatan oleh Allah untuk membantu mereka,” ujar Erick.
Dalam perjalanan ini, dia menghadapi tantangan berupa stigma masyarakat terhadap ODGJ, yang bahkan sampai pada titik ekstrem seperti pemasungan. Namun, berkat pendekatan komunikatif dan penuh kasih sayang, Erick perlahan berhasil mengubah pandangan masyarakat. Kini, warga yang semula skeptis, mulai menunjukkan dukungan aktif terhadap program rehabilitasi yang dia gagas.
Cinta, Kasih, dan Pemberdayaan
Baca Juga:Turun Lagi! Harga Buyback Emas Antam Hari Ini, 6 Januari, Sentuh Rp1,38 Juta!Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Lima Jadi Staf Khusus KSAD
Erick tidak hanya memberikan perawatan dasar, tetapi juga memberdayakan para ODGJ dengan cara mengajarkan mereka mengaji dan bercocok tanam. Bagi Erick, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada ODGJ, tetapi juga membuktikan bahwa mereka dapat berkontribusi kepada masyarakat.
“Saya mengajari mereka mengaji karena saya yakin kalaupun mereka siapa dirinya, mereka tidak akan lupa siapa Tuhannya. Dengan bercocok tanam saya membuktikan mereka juga bermanfaat untuk masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa kebutuhan utama ODGJ bukan hanya pengobatan medis, tetapi juga cinta dan kasih sayang. “Dari kacamata saya sebagai seorang Bhayangkara, yang mereka butuhkan tidak hanya obat-obatan, tapi yang utama adalah cinta dan kasih sayang,” imbuhnya.
Dukungan dari Masyarakat dan Institusi
Program yang dijalankan Erick tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Kadus IV Karapyak, Desa Citanmekar, Ita, menilai inisiatif ini membawa perubahan besar di masyarakat. Ita mengungkapkan bahwa awalnya warga sempat memprotes karena adanya ODGJ yang ditempatkan di wilayah tersebut. Namun, seiring waktu, persepsi berubah drastis.