SUBANG – Bendungan Sadawarna, yang terletak di perbatasan Kabupaten Subang dan Sumedang, Jawa Barat, merupakan proyek strategis nasional yang diharapkan dapat memberikan manfaat signifikan bagi pengendalian banjir, irigasi, dan penyediaan air baku. Namun, pembangunan bendungan ini membawa dampak terhadap infrastruktur jalan di sekitarnya, khususnya Jalan Lingkar Bendungan Sadawarna. Hingga awal tahun 2025, kondisi jalan ini masih menjadi perhatian utama bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Dampak Pembangunan Bendungan terhadap Akses Jalan
Sejak dimulainya penggenangan Bendungan Sadawarna pada akhir tahun 2022, beberapa akses jalan utama yang menghubungkan desa-desa di sekitar bendungan terendam air. Salah satu jalan yang terdampak signifikan adalah jalur utama Desa Cibalandong, yang terendam akibat kenaikan elevasi air bendungan. Kondisi ini menyebabkan terganggunya mobilitas warga setempat dan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.
Progres Pembangunan Jalan Lingkar
Sebagai solusi atas terputusnya akses jalan akibat penggenangan bendungan, pemerintah merencanakan pembangunan Jalan Lingkar Bendungan Sadawarna. Pembangunan jalan lingkar ini dimaksudkan sebagai pengganti jalur-jalur yang terendam, sehingga mobilitas masyarakat dapat kembali normal. Pada Desember 2022, progres pembangunan jalan lingkar ini dilaporkan telah mencapai sekitar 80 persen, dengan target penyelesaian fisik pada Maret 2023.
Baca Juga:Kisah Polisi Subang Memberdayakan ODGJ, Upaya Humanis untuk ODGJ!Turun Lagi! Harga Buyback Emas Antam Hari Ini, 6 Januari, Sentuh Rp1,38 Juta!
Namun, hingga Januari 2025, penyelesaian jalan lingkar ini belum sepenuhnya terealisasi. Beberapa segmen jalan masih dalam tahap pengerjaan, dan kondisi di lapangan menunjukkan bahwa jalan tersebut belum layak dilalui. Permukaan jalan yang berlumpur dan belum keras menyebabkan kesulitan bagi kendaraan yang melintas, terutama saat musim hujan.
Dampak terhadap Masyarakat
Keterlambatan penyelesaian Jalan Lingkar Bendungan Sadawarna berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitar bendungan. Warga Desa Surian, Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, misalnya, mengeluhkan terisolasinya desa mereka akibat terendamnya jalan utama dan belum rampungnya jalan lingkar. Kondisi ini memicu aksi unjuk rasa dari warga yang menuntut percepatan penyelesaian jalan pengganti tersebut.
Selain itu, aktivitas ekonomi lokal turut terdampak. Petani mengalami kesulitan dalam mengangkut hasil panen, dan pedagang menghadapi hambatan dalam distribusi barang. Keterbatasan akses juga mempengaruhi layanan kesehatan dan pendidikan, mengingat sulitnya mobilitas menuju fasilitas-fasilitas vital tersebut.