PASUNDAN EKSPRES – Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), memunculkan beragam tafsir di kalangan publik. Penggeledahan yang berlangsung Selasa (7/1/2025) ini, terkait kasus dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019-2024 yang melibatkan Harun Masiku. Namun, sejumlah pihak menilai aksi KPK ini memiliki motif lain, yaitu mengalihkan perhatian dari laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menyebut Presiden Joko Widodo sebagai salah satu pemimpin terkorup dunia pada 2024.
Penggeledahan yang Jadi Sorotan
Bertempat di Perumahan Taman Villa Kartini, Margahayu, Bekasi Timur, penggeledahan dilakukan KPK untuk mengumpulkan bukti kasus yang menyeret nama Hasto. Juru bicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto, mengonfirmasi kegiatan ini, “Betul, saat ini sedang ada giat penggeledahan yang dilakukan oleh penyidik untuk perkara dengan tersangka HK (Hasto Kristiyanto). Untuk perkembangan lebih lanjut akan disampaikan bila kegiatan sudah selesai,” jelasnya.
Meski begitu, Hasto tidak berada di lokasi saat penggeledahan dilakukan. Ia tengah menghadiri agenda partai yang telah direncanakan sebelumnya. Ketua DPP PDIP, Ronny Talapessy, mengonfirmasi bahwa Hasto absen dari panggilan KPK sehari sebelumnya, yakni Senin (6/1/2025), karena kesibukan partai. “Sekjen Hasto Kristiyanto belum dapat memenuhi panggilan pada hari ini dikarenakan telah memiliki agenda yang telah terjadwal sebelumnya,” ujar Ronny. PDIP meminta KPK menjadwalkan ulang pemeriksaan setelah peringatan HUT ke-52 PDIP pada 10 Januari 2025.
Baca Juga:Ini Bocoran Anime Possibly the Greatest Alchemist of All Time Episode 2 yang Wajib Kamu TahuMau Duit Cash? Gini Cara Tarik Saldo DANA di Alfamart 2025!
Tudingan Pengalihan Isu: Jokowi dan Laporan OCCRP
Penggeledahan ini tidak hanya berhenti sebagai bagian dari investigasi hukum. Menurut juru bicara PDIP, Mohamad Guntur Romli, langkah ini juga berkaitan dengan upaya mengalihkan isu dari laporan OCCRP. Dalam laporan tersebut, Jokowi disebut sebagai salah satu finalis pemimpin terkorup dunia tahun 2024.
“Penggeledahan rumah Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, oleh KPK di Bekasi, bagi kami, adalah upaya untuk mengalihkan isu dari pengumuman OCCRP yang menempatkan Jokowi sebagai finalis terkorup di dunia tahun 2024,” ungkap Guntur dalam keterangannya.
Guntur juga mengklaim bahwa Jokowi merasa terganggu dan marah atas laporan tersebut. Menurutnya, ada upaya sistematis untuk menutupi kabar ini, termasuk melalui pengerahan buzzer dan intimidasi media. “Kami mendapatkan informasi, Jokowi sangat terganggu dan marah atas pengumuman OCCRP itu dan melakukan segala cara untuk menutupi berita ini dengan pengerahan buzzer dan intimidasi,” jelasnya.