Merespons situasi darurat ini, otoritas Arab Saudi, termasuk Bulan Sabit Merah, meningkatkan kesiapsiagaan mereka. Tim penyelamat dan layanan ambulans telah disiagakan untuk memberikan intervensi cepat dalam situasi darurat. Bulan Sabit Merah juga memastikan bahwa layanan kesehatan tetap berjalan tanpa hambatan meskipun kondisi cuaca tidak mendukung.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah juga menginstruksikan peningkatan pengawasan di wilayah-wilayah yang berisiko tinggi. Di beberapa kota, seperti Al-Baha dan Asir, sekolah-sekolah sementara ditutup untuk melindungi keselamatan siswa dan staf pengajar.
Fenomena Cuaca Ekstrem yang Tidak Biasa
Hujan lebat disertai badai petir yang sedang terjadi ini tergolong tidak biasa bagi Arab Saudi, negara yang sebagian besar wilayahnya berupa gurun. Fenomena ini mengingatkan pada peristiwa serupa di akhir tahun 2022, ketika banjir melanda Jeddah dan menewaskan beberapa orang. Para ahli cuaca menduga bahwa perubahan pola cuaca global akibat pemanasan suhu bumi turut berkontribusi pada intensitas hujan di wilayah yang biasanya kering ini.
Baca Juga:Tragedi Kecelakaan Bus Pariwisata di Batu! Kronologi, Korban, dan Kondisi Jalan dan Kendaraan!Naik Rp5.000, Ini Update Harga Emas Antam per Kamis 9 Januari 2025
Selain itu, curah hujan yang tinggi sering kali memperburuk situasi di daerah perkotaan seperti Jeddah yang memiliki sistem drainase kurang memadai. Banyak jalan yang tergenang karena infrastruktur yang tidak dirancang untuk menangani hujan deras secara terus-menerus.