Oleh: Rendy Jean Satria
Mahasiswa University Lobachevsky, Nizhny Novgorod
Ketika Patrick Kluivert diumumkan sebagai pelatih Timnas Indonesia, publik sepak bola tanah air terbelah antara optimisme dan skeptisisme.
Di satu sisi, Kluivert membawa aura legenda: nama besar yang pernah menghiasi papan skor Eropa, pemain kunci Barcelona, dan salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Belanda.
Namun, di sisi lain, rekam jejaknya sebagai pelatih justru minim prestasi, lebih seperti eksperimental daripada monumental.
Baca Juga:Pj Bupati Subang Pimpin Rapat Simulasi SIMBG, Dorong Program 3 Juta RumahPuskesmas Kasomalang Bersama Pemdes Kasomalang Wetan Giat Pencegahan Jentik Nyamuk
Kini, dengan tugas berat membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, apakah ia adalah pilihan tepat atau hanya simbol populisme sepak bola?
Timnas Indonesia berada di grup kualifikasi yang sulit, dengan Australia sebagai pesaing utama. Target lolos ke Piala Dunia adalah impian panjang yang kini menjadi tanggung jawab Kluivert untuk diwujudkan.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah ia memiliki strategi dan pemahaman yang cukup untuk menghadapi realitas sepak bola Asia?
Sebelum menilai potensinya di Indonesia, penting untuk menelusuri rekam jejak Kluivert sebagai pelatih.
Saat memimpin Curacao, ia berhasil membangun tim dengan memanfaatkan diaspora Belanda-Curacao.
Meski sukses mengubah gaya bermain menjadi lebih menyerang, hasil akhirnya jauh dari kata impresif.
Berlanjut ke Adana Demirspor pada 2021, Kluivert kembali gagal membuktikan dirinya sebagai pelatih kelas dunia.
Baca Juga:Cafe Baru di Subang, Di Bawah Pohon Tawarkan Sensasi Minimalis dan AestheticKuasa Hukum Paslon 02 Tanggapi Gugatan di MK, Siapkan Bukti Kuat
Dengan formasi favorit 4-2-3-1, ia gagal menghadirkan kestabilan taktik maupun hasil yang memuaskan ala total football.
Kluivert dikenal dengan formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan dua gelandang bertahan untuk menopang serangan dan pertahanan.
Akan tetapi, fleksibilitas formasi ini sering menjadi kelemahannya. Selama melatih Curacao, ia dikenal suka mengubah formasi secara drastis dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya, yang sering kali membingungkan pemain.
Jika pola ini terulang di Indonesia, hasilnya bisa jadi bencana.
Beban yang dipikul Kluivert di Indonesia tidaklah ringan.
Timnas Indonesia berada di grup kualifikasi yang sulit, dengan Australia sebagai pesaing utama.
Target lolos ke Piala Dunia adalah impian panjang yang kini menjadi tanggung jawab Kluivert untuk diwujudkan.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah ia memiliki strategi dan pemahaman yang cukup untuk menghadapi realitas sepak bola Asia?