SUBANG – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, memutuskan untuk menutup seluruh tambang ilegal yang ada di wilayah Jawa Barat bersama dengan seluruh kepala daerah terpilih. Langkah tegas ini langsung menuai reaksi keras dari masyarakat, terutama di daerah Subang. Ribuan warga berdatangan ke Gedung DPRD Subang, menyuarakan protes mereka, dan menyebut Dedi sebagai pengkhianat. Bahkan, di tengah protes besar itu, muncul kabar bahwa salah seorang demonstran menahan diri untuk tidak makan selama 18 hari sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan tersebut.
Kabar yang lebih mengejutkan lagi adalah klaim bahwa istri dari pendemo tersebut hendak menggugat cerai suaminya. Hal ini menambah ketegangan dalam situasi yang sudah sangat memanas. Mendengar kabar tersebut, Dedi Mulyadi segera bertindak. Ia tidak hanya mengatasi protes tersebut dengan keputusan politik, tetapi juga berinisiatif untuk mengunjungi keluarga demonstran yang terlibat, menyelidiki kabar tersebut, dan memastikan dampak kebijakan yang ia buat tidak berlarut-larut.
Dedi Mulyadi pun melakukan kunjungan langsung ke rumah pendemo yang sudah 18 hari tidak makan. Dalam sebuah video yang dipublikasikan di channel YouTube “KANG DEDI MULYADI CHANNEL” (29/01), terlihat kang Dedi datang ke rumah tersebut dengan membawa sembako. Tujuannya adalah untuk memastikan keluarga pendemo dalam kondisi baik dan mencari tahu kebenaran mengenai rumor yang mengatakan bahwa sang istri ingin menggugat cerai suaminya.
Baca Juga:Kang Dedi Mulyadi Jelaskan Kenapa Tutup Tambang Ilegal ke Andri Jhon!Aksi Mogok Makan Andri John Viral, Begini Klarifikasinya Mengenai Penutupan Tambang!
“Saya mendengar kabar ada yang kelaparan 18 hari, istrinya bahkan mau cerai. Saya tidak mau kebijakan saya ini sampai menyebabkan hal seperti itu. Jadi saya langsung datang ke sini untuk memastikan dan memberi bantuan,” ujar Dedi dalam video tersebut.
Sebelum menemui keluarga pendemo, Dedi terlebih dahulu membeli sejumlah sembako, seperti beras, minyak, telur, dan bahan masakan lainnya untuk diserahkan kepada mereka. Dengan tindakan tersebut, Dedi ingin menunjukkan bahwa meskipun kebijakan yang diambilnya mungkin menimbulkan ketegangan, ia tetap peduli dengan dampak langsung yang diterima masyarakat.
Sesampainya di rumah pendemo, Dedi langsung bertanya kepada istri dari pendemo mengenai pekerjaan sang suami yang selama ini bekerja sebagai sopir truk yang mengangkut pasir dari tambang ilegal. Dari perbincangan itu, Dedi memastikan bahwa kabar mengenai gugatan cerai tidak benar. Istri dari pendemo tersebut mengaku bahwa ucapannya tentang cerai hanyalah sebuah pernyataan tanpa niat serius. “Saya kalau enggak dikasih uang malas lah, ayok cerai saja, gitu. Tidak serius,” jawabnya kepada Dedi.