Alasan Hanifah Berani Bicara
Bagi Hanifah, mengungkap praktik pungli di sekolah bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk para siswa lain yang mengalami hal serupa. Ia tidak ingin adik kelasnya menghadapi situasi yang sama di masa depan. “Kalau saya nggak speak up, kasihan adik kelas saya,” tegasnya.
Keberanian Hanifah dalam mengungkapkan masalah ini pun tidak lepas dari keyakinannya bahwa ia hanya menyampaikan kebenaran. “Menurut saya, kalau saya speak up gak ada salahnya. Saya gak takut, karena nyampeinnya tetap sopan,” tambahnya.
Hanifah juga mengungkap keprihatinannya terhadap teman-teman yang benar-benar membutuhkan bantuan, tetapi justru mengalami kesulitan karena dana PIP yang mereka terima tidak diberikan secara utuh. “Kita kasihan sama teman yang bener-bener miskin, butuh, yatim piatu, sedangkan buku tabungan, ATM ditahan sama sekolah,” ujarnya.
Baca Juga:Tarik Tunai di Minimarket Pakai Kartu BCA? Sudah Berlaku di Kenakan Biaya Tambahan!Ketahuan Mencuri, Pendaki Bandung Dilarang Seumur Hidup dari Gunung Slamet!
Tak Hanya PIP, Hanifah Juga Suarakan Isu Lain
Keberanian Hanifah tidak hanya berhenti pada isu pungutan SPP dan pemotongan PIP. Ia juga ikut dalam aksi protes ketika sekolahnya belum menyelesaikan data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Akibat keterlambatan ini, ratusan siswa SMAN 7 Cirebon terancam gagal mengikuti Seleksi Penerimaan Berbasis Prestasi (SPMB).
Menurut Hanifah, pihak sekolah baru bergerak mencari solusi setelah masalah ini menjadi viral di media sosial. “Pihak sekolah baru benar-benar geraknya tuh ya pas pada saat genting baru viral gitu loh. Dari kemarin mana, enggak ada,” ungkapnya.