SUBANG– Angka inflasi di Kabupaten Subang pada Januari 2025 sebesar 0,35 persen, nilai tersebut turun djbandigkan Januari 2024 yakni sebesar 4,9 persen. Namun, apakah hal tersebut baik untuk Kabupaten Subang?
Akademisi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sutaatmadja (STIESA) Dr Gugyh Susandy SE MSI CBM merespon angka inflasi Kabupaten Subang pada bulan Januari 2025 tersebut.
Ia menjelaskan bahwa rendahnya angka inflasi di suatu daerah dapat menguntungkan jika daya beli masyarakat masih terjaga.
Baca Juga:Industri Telko Masuki Masa Sulit, Untung Indosat Malah MelejitEksistensi Angkutan Umum di Subang Menurun, Supir Harapkan Penumpang Kembali Ramai
“Inflasi rendah artinya kenaikan harga dapat dikendalikan, hal ini menguntungkan bagi masyarakat apabila disaat yang sama daya beli masyarakat juga masih terjaga,” ucapnya.
Oleh sebab itu, dirinya mengatakan menurunnya angka inflasi di Kabupaten Subang dapat diapresiasi, namun ia menyoroti tentang daya beli masyarakat di Kabupaten Subang.
“Pengendalian inflasi rendah perlu di apresiasi namun perlu dilengkapi dengan kebijakan peningkatan daya beli masyarakat. Ibarat sekeping mata uang yang dua sisinya harus melengkapi,” ucapnya.
Pengeluaran per kapita di Kabupaten Subang masih tergolong di Desil 2, yakni kedalam kategori kelompok miskin dari rentang pengeluaran Rp 800 ribu sampai dengan Rp 1,2 juta.
“Berdasarkan data BPS dan World Bank, pengeluaran per kapita Subang pada tahun 2024 adalah Rp 11.894.000/orang/tahun, atau per Bulan Rp. 991.000/orang/bulan. Artinya besaran pengeluaran Subang berada di Desil 2, masuk kategori pengeluaran rata-rata kelompok miskin,” ucapnya.
Berangkat dari sana, ia berharap pemerintah daerah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Subang dengan cara membuka lapangan pekerjaan.
“Pendapatan kelompok miskin dan rentan miskin harus dinaikan. Meningkatkan pendapatan masyarakat diantaranya dengan cara membuka lapangan pekerjaan,” ucapnya.
Baca Juga:Ada Laporan Warga, Polsek Pamanukan Amankan MirasLuar Biasa! Pemdes Munjul Bangun Kantor DesaĀ Nyambung dengan GOR
Dengan demikian, nilai inflasi rendah harus dilengkapi dengan nilai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.(fsh)