PASUNDAN EKSPRES – Kabar membanggakan datang dari Kabupaten Subang.
Untuk pertama kalinya kopi hasil petani Subang berhasil tembus pasar Internasional dengan volume ekspor mencapai 57.,6 ton ke Tiongkok.
Profesi pelepasan kopi ini dilakukan secara simbolis oleh Wakil Mentri Perdagangan RI bersama Bupati Subang.
Kopi yang di ekspor berasal dari hasil panen di wilayah subang utara dan selatan, dengan kualitas yang telah lolos uji mutu internasional.
Baca Juga:Bangun Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Pemprov Jateng Galakkan Program Rabu PonKULINER SUBANG: Sawah Lega Tempat Makan Yang Nyaman Dengan View Sawah yang Memukau
Ekspor ini difasilitasi melalui Sistem Resi Gudang (SRG), sebuah program yang memungkinkan petani menyimpan hasil panennya di gudang bersertifikat sambil menunggu hasil jual yuang optimal.
Pelepasan ekspor ini juga menjadi simbol keberhasilan integritas antara sistem keuangan, regulasi dan ekosistem pelaku usaha mikro dalam menciptakan daya saing global.
Wakil menteri perdangan menyampaikan apresiasi dan terimakasi yamg setinggi-tinggnya kepada bank bjb.
“Bank bjb telah menjadi penyalur terbesar di Indonesia untuk Skema Subsidi Resi Gudang dan terbukti memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, khususnya para petani,” ujar Wamendag.
Hingga Juni 2025, bank bjb telah menyalurkan kredit SSRG sebesar RP.205,8 miliar kepada 1.771 petani di Jawa Barat.
Khuusunya untuk petani kopi, tercatat RP.9,8 miliar telah di luncurkan kepada 2 petani kopi.
Dukungan bank bjb juga mencakup pendampingan teknis dan pelatihan berkelanjutan agar petani mampu menjaga kualitas produksi dan memenuhi standar ekpsor, terutama dalam menghadapi dinamika pasar global.
Baca Juga:Pondok Pesantren Alhikamussalafiyah Purwakarta jadi Dapur MBGSahdan Maulana RT Gen Z di Jakarta Utara Yang Bikin Lingkungan jadi Lebih Gaul dan Digital
Tirta menkankan, gudang SRG Subang dapat menjadi panutan bagi gudang SRG dfi wilayah lalinnya dalam mendorong optmalisai pemanfaatan SRG guna mendukung perluasan ekspor komditas SRG di Indonesia.
Beragam upaya dapat dilakukan untuk mengoptimalkan SRG, diantaranya dengan penguatan kompetensi pengelola gudang yang profesioa, revitalisasi gudang SRG, pengembangan komditas yang disimpan di gudang serta, peningkatam literasi kepada petani/nelayan.
Selama ini, petani kopi di Subang kerap terjebak dalam permainan harga tengkulak.
Namun dengan adanya dukungan pemerintah daerah dan kolaborasi bank bjb, mereka kini mampu menikmati harga jual yang lebih layak. Ekspor ke Tiongkok menjadi bukti bahwa Kopi Subang Memiliki Daya Saing di Global.