PASUNDAN EKSPRES – Kabar duka datang dari Tanah Air. Seorang driver ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), dilaporkan tewas setelah dilindas mobil rantis Brimob pada Kamis (28/8). Kejadian tragis ini sontak menjadi perhatian publik, terutama di media sosial.
Menurut informasi yang beredar, insiden terjadi saat Affan tengah mengantarkan pesanan. Saat itu, kendaraan rantis Brimob melintas di jalur yang sama dengan korban, di tengah situasi kericuhan di lokasi unjuk rasa.
Para pendemo tampak berlarian. Dalam kondisi tersebut, mobil Brimob tetap melaju hingga akhirnya menabrak dan melindas Affan.
Baca Juga:Cara dapat Uang Rp500 Ribu Sehari, Gampang banget Cuma Modal HP dan Internet!Durasi Panjang bikin Bosen? 6 Rekomendasi Drama China Episode Pendek ini bisa Tamat Satu Hari
Akibat luka parah yang dideritanya, Affan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), namun nyawanya tidak tertolong. Kejadian ini memicu gelombang reaksi dari masyarakat, yang menuntut keadilan atas peristiwa tersebut karena melibatkan kendaraan milik aparat.
‘Dilindas’ atau ‘Terlindas’? Polemik Kematian Affan Kurniawan oleh Rantis Brimob
Ruang diskusi pun ramai di berbagai platform media sosial, membahas insiden tersebut dari berbagai sudut. Salah satu perdebatan yang mencuat adalah penggunaan kata “terlindas” atau “dilindas” dalam menyebut peristiwa yang dialami Affan Kurniawan.
Mengacu pada kaidah bahasa Indonesia yang dikutip dari Wikipedia, awalan ter- digunakan dalam kata kerja pasif yang bermakna tidak disengaja, tiba-tiba, sangat, atau berhasil. Sementara awalan di- umumnya menunjukkan tindakan pasif yang dikenai tindakan secara langsung atau disengaja.
Lantas, mana kata yang tepat untuk menggambarkan insiden ini?
Berdasarkan rekaman video yang tersebar, kejadian bermula ketika mobil taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya melaju di tengah para demonstran yang mulai didesak bubar oleh polisi, usai melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR pada Kamis siang.
Unjuk rasa awalnya berlangsung damai, namun menjelang malam, massa tak kunjung membubarkan diri. Dilansir dari Tempo, pada pukul 19.25 WIB, sebuah mobil rantis polisi tampak melaju kencang tanpa memperhatikan kerumunan demonstran di sekitar.
Tepat di depan Rumah Susun Bendungan Hilir, dua pengemudi ojol tak sempat menghindar dan akhirnya tertabrak mobil tersebut. Mereka adalah Affan Kurniawan dan Moh Umar Amarudin. Affan meninggal dunia di rumah sakit, sementara Umar mengalami luka-luka dan patah tulang.