PASUNDAN EKSPRES – Pada hari ini, tanggal 23 Oktober 2025, banyak investor yang mulai melirik peluang terkait aksi initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. Artikel ini akan membahas prediksi harga untuk saham perusahaan yang akan melakukan IPO dalam tiga hari ke depan, serta mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham IPO.
Analisis ini bukan jaminan keuntungan, melainkan panduan berbasis data dan praktik umum dalam dunia saham IPO yang dapat membantu memahami peluang dan risiko.
Dalam artikel ini bertujuan memberi gambaran menyeluruh agar kamu memahami konteks ketika sebuah perusahaan melakukan IPO saham, berarti perusahaan tersebut menawarkan sahamnya ke publik untuk pertama kalinya.
Baca Juga:10 Game Airdrop Penghasil Saldo DANA 500 Ribu Terbaru, Cocok Buat Kamu yang Mau Tambah Uang Jajan11 Game Penghasil Saldo DANA 500 Ribu Terbaru yang Lagi Naik Daun di Akhir Tahun 2025
Proses itu melibatkan penentuan harga awal, penerbitan prospektus, serta periode book building hingga pencatatan di bursa. Cara investor memprediksi harga IPO saham dalam beberapa hari ke depan biasanya melibatkan analisis fundamental, melihat kondisi keuangan perusahaan, tujuan dana IPO, reputasi underwriter, serta aspek teknikal dan sentimen pasar.
Juga, indikator penting bahwa permintaan saat book building (oversubscribe) bisa menjadi sinyal bahwa saham IPO tersebut akan memiliki potensi kenaikan harga lebih tinggi saat listing.
Dengan latar tersebut, mari kita terapkan kerangka analisis ini ke periode 23 Oktober 2025 hingga 25 Oktober 2025 untuk memprediksi kemungkinan harga saham IPO perusahaan yang sudah dirilis informasinya.
Gambaran Umum IPO dan Konteks Pasar
Salah satu perusahaan yang saat ini tengah memproses IPO saham adalah PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (kode PJHB).
Dalam prospektus yang dirilis 22 Oktober 2025 disebut bahwa perusahaan ini akan melepas sebanyak 480 juta saham atau sekitar 25% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan target dana maksimal Rp158,4 miliar.
Rentang harga yang ditetapkan pada masa book building adalah Rp 310 sampai Rp 330 per saham.
Berdasarkan data ini, untuk jangka pendek (3 hari ke depan) kita harus mempertimbangkan bahwa periode pencatatan atau listing belum terjadi, sehingga harga resmi perdagangan di bursa belum terbentuk. Namun, kita bisa memprediksi bagaimana sentimen dan permintaan dapat menggerakkan harga pra-listing dan potensi saat listing.