Kampus 2 Unsika Bakal Punya Masjid Megah, Telan Anggaran Senilai Rp56 M

Kampus 2 Unsika
0 Komentar

KARAWANG-Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Prof. Dr. Ade Maman Suherman bakal melanjutkan pembangunan Masjid Al Haddi Unsika di Kampus 2 Unsika Jalan Lingkar Luar Tanjungpura Desa Margasari Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Sebelumnya, pencanangan pembangunan masjid ini dengan simbolis peletakan batu pertama sudah dilakukan pada 15 Maret 2018 lalu oleh Gubernur Jawa Barat waktu itu, Ahmad Heryawan. Hingga saat ini, rencana pembangunan masjid megah yang proyeksikan menelan biaya hingga Rp56 miliar ini akan dilanjutkan.

“Lebih dari empat tahun rencana pembangunan masjid ini belum terlaksana. Meski pun panitia sebelumnya sudah bekerja maksimal dan menunjukan hasil dengan mempunyai dana sebesar Rp 406 juta. Kita akan melanjutkan dan insha Allah akan menyelesaikannya,” kata Rektor Unsika Prof. Dr. Ade Maman Suherman saat pengarahan ke panita pelaksanaan pembangunan masjid, Jumat (20/10) di Gedung Rektorat.

Baca Juga:Musim Kemarau Sebabkan Debit Air Situ Ciburuy SurutRumah Sakit Hamori Dilengkapi Teknologi Pneumatic Tube System, Pelayanan Menjadi Semakin Cepat

Rektor juga menyebutkan, jika lanjutan pembangunan masjid ini akan dilakukan secara mandiri dengan menggandeng para donatur. “Karena tahun depan (2024) Unsika sudah direncanakan untuk pembangunan ruang belajar dan sarana olahraga. Maka, pembangunan masjid ini akan dilakukan secara mandiri. Mungkin tahun selanjutnya bisa dianggarkan,” ujarnya.

Pembentukan panitia sendiri dengan melibatkan para tokoh eleman kampus termasuk para alumni Unsika, dimana ketua panitianya dipercayakan kepada Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan.

Secara teknis, Masjid Unsika di kampus 2 ini berada di jalur yang strategis yakni Jalan Lingkar Luar Tanjungpura dan diperuntukan bagi internal Unsika dan masyarakat umum.

Koordinator Manageman Kontruksi, Laila Zohra menjelaskan, bangunan megah masjid sendiri akan dibuat tiga lantai dan menampilkan unsur kelokalan Karawang dengan bentuk atap terpisah segitiga dengan dua menara tinggi simbol keagungan. Secara karakter warna masjid ini akan mengikuti warna Unsika, yaitu merah maron. Kemudian, lanjut Laila, yang menjadi tantangan adalah struktur tanah di lokasi pembangunan merupakan tanah basah, sehingga pondasinya pun harus dibuat dalam dan kokoh dengan bentuk bangunan panggung.

“Secara hitungan hampir 35 persen dari total anggaran sekitar Rp 56 miliar akan dihabiskan untuk pembangunan pondasi. Kita juga sudah menghitung, tahap pertama untuk memulai pembangunan masjid ini setidaknya menghabiskan anggaran sebesar Rp 17 miliar,” terangnya, Minggu (22/10).(aef/ery)

0 Komentar